Suara.com - Kualitas udara Jakarta kian memburuk, hingga menjadi kota dengan kualitas udara kelima terburuk di dunia dengan kategori tidak sehat.
Polusi udara tidak hanya mengancam di luar ruangan, tapi juga di dalam ruangan. Kondisi ini dapat terjadi karena udara kotor masuk melalui ventilasi maupun jendela di rumah.
Untuk mencegah masuknya polusi udara ke dalam ruangan, Ketua Umum PB IDI Dr. dr. Moh Adib Khumaidi Sp.Ot menyarankan untuk mengatur waktu membuka jendela di rumah atau ruangan.
Dalam keterangannya, ia menyebut bahwa waktu terbaik membuka jendela adalah saat pagi hari, ketika udara masih bersih sehingga sirkulasi yang dihasilkan akan jauh lebih baik dan berdampak lebih sehat bagi tubuh. Namun, dr Adib tidak menyarankan membuka jendela pada siang sampai sore hari lantaran tingkat polusinya cukup tinggi di waktu tersebut.
Baca Juga: Polusi Udara Semakin Parah, Benarkah Bisa Buat Pria Menjadi Mandul?
“Udara yang bagus ada di waktu-waktu tertentu. Kalau sudah mulai siang, itu risiko polusi. Bukalah di waktu saat pagi. Karena pada saat pagi itulah yang bagus. Yang udara dari siang sore itu, akan turun sehingga kurang bagus,” jelas dr. Adib saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
“Dan udara paling pagi itu yang paling minim risiko untuk kemudian polusinya tadi. Dari jam berapa sampai jam berapa? Pada sebelum aktivitas ya, jadi mulai subuh sampai sekitar jam 7. Itu saya kira menjadi satu hal yang perlu disamakan. Sehingga sirkulasinya akan bagus dan udara pada saat itu bagus,” sambungnya.
Meski demikian, ancaman polusi dalam ruangan tidak hanya berasal dari luar. Berbagai aktivitas di dalam rumah serta jendela yang tidak pernah dibuka juga bisa jadi penyebabnya.
Untuk itu, ia pun menyarankan agar jendela di rumah sering-sering dibuka agar sirkulasinya tetap terjaga. Hal ini akan mencegah bakteri dan virus berkembang biak dan mencegah kelembapan jadi tinggi.
“Sirkulasinya jelek, maka kemungkinan besar dan bisa dipastikan tingkat kelembapannya pun juga tinggi. Virus, kuman, itu paling senang kalau dia ada di dalam satu tingkat kelembaban tinggi, itulah mengapa saat kelembapan udara tinggi rawan sebabkan penyakit,” jelasnya.
Baca Juga: Kualitas Udara sedang "Tidak Sehat", Dokter Paru Ungkap Risikonya Bagi Kesehatan