Suara.com - Minat masyarakat Indonesia terhadap vasektomi masih sangat rendah. Ini karena ada anggapan tindakan medis itu membuat lelaki infertil alias mandul permanen.
Anggapan ini langsung dibantah Spesialis Urologi dr. Regi Septian, Sp.U yang mengatakan saluran sperma yang terkena dampak vasektomi bisa disambung kembali sehingga lelaki bisa menjalani program menambah buah hati.
"Jadi sebenarnya setelah vasektomi ada yang namanya anastomosis, jadi bisa di-repair (diperbaiki) kembali. Ada beberapa pasien menikah lagi seperti orang bule, dia ingin punya anak lagi dengan istri yang baru. Itu bisa direversal, jadi disambung ulang lagi salurannya," jelas dr. Regi saat dihubungi suara.com, Selasa (2/7/2024).
Vasektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk membuat pria mandul secara permanen atau tidak dapat menjadi ayah dari seorang anak. Selama prosedur, vas deferens, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke penis, dipotong atau disumbat.
Baca Juga: Manfaat Ganas Vasektomi Buat Pasutri, Bikin Makin Sering Berhubungan Seks!
Sedangkan anastomosis adalah prosedur pembedahan untuk menghubungkan dua rongga atau organ yang terpisah akibat pembedahan.
Dokter yang berpraktek di RS Eka Hospital Bekasi itu juga menjelaskan, umumnya lelaki yang pilih lakukan vasektomi yaitu karena enggan menambah buah hati dengan alasan lelah serta tidak ingin khawatir kekhawatiran 'kecolongan' istri hamil.
Apalagi kata dr. Regi peluang keberhasilan mencegah kehamilan berkat vasektomi bisa mencapai 100 persen, dibanding menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom ataupun KB yang digunakan perempuan.
"Kalau saluran yang dipotong harusnya 100 persen, karena setelah tindakan itu tidak bisa langsung berhubungan karena dikhawatirkan masih ada sisa spermanya. Tapi setelah itu (periode puasa seks) berlalu, saluran sperma bersih harusnya 100 persen," paparnya.
Adapun di Indonesia meski angkanya cenderung sedikit, vasektomi cukup banyak dilakukan di Bali mengingat Pulau Dewata tersebut banyak dikunjungi turis asing dari negara Barat maupun Eropa.
"Jadi sebenarnya kalau vasektomi sendiri kurang populer kalau dibandingkan di luar negeri atau di Barat, atau di Bali, karena di sana banyak orang dari Eropa atau Barat, tapi karena di sini tabu," pungkas dr. Regi.