Efek Samping KB IUD
Dibanding lelaki yang minim efek samping saat jalani tindakan vasektomi, ternyata perempuan yang menjalani pemasangan KB IUD cenderung mengalami efek samping yang lebih berat usai tindakan memasang alat kontrasepsi ini.
Melansir situs Pemerintahan Kabupaten Bantul, menyebutkan sebelum pemasangan KB IUD ke dalam rahim, dokter akan melakukan beberapa persiapan, termasuk pemberian obat pereda nyeri dan memberi penjelasan terkait prosedur yang akan dilakukan.
Kemudian, dokter akan melakukan tes kehamilan untuk memastikan perempuan tidak sedang hamil dan tidak memiliki kemungkinan hamil dalam waktu dekat.
Pemeriksaan dilanjutkan untuk mengetahui posisi, ukuran, dan pergerakan rahim. Setelah semuanya siap, dokter akan mulai melakukan prosedur pemasangan KB IUD, didahului dengan menstabilkan, dan mengukur saluran rahim.
Vagina akan dibuka dengan alat yang disebut speculum untuk kemudian dibersihkan, tujuannya agar terhindar dari risiko infeksi setelah pemasangan KB IUD.
Sebelum dimasukkan, alat ini akan dibengkokkan pada bagian lengannya. IUD akan diletakkan pada inserter khusus berupa tabung yang kemudian dimasukkan lewat vagina. Setelah sampai di kedalaman rahim yang tepat, IUD akan dikeluarkan dari tabung dengan cara didorong.
Setelah itu, bagian alat yang tadi dibengkokkan akan kembali ke bentuk semula, yaitu menyerupai huruf T. Setelah semuanya selesai, inserter dan speculum yang digunakan untuk proses pemasangan akan dikeluarkan dari vagina.
Proses pemasangan KB IUD umumnya akan memakan waktu sekitar 5 hingga 15 menit. Namun, perempuan mungkin membutuhkan sedikit waktu untuk menyesuaikan diri sebelum kembali beraktivitas.
Baca Juga: Tak Perlu Takut, Vasektomi Lebih Aman Daripada Beberapa Prosedur Kontrasepsi Perempuan
Ada beberapa efek samping yang bisa muncul setelah pemasangan alat kontrasepsi ini, mulai dari gejala ringan hingga berat. IUD bisa memicu efek samping perdarahan, nyeri parah pada perut, hingga pingsan. Efek samping ini biasanya akan mereda dan hilang setelah beberapa hari.