Jadi Garda Terdepan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Bidan Harus Diberdayakan dengan Literasi Keuangan

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 28 Juni 2024 | 14:35 WIB
Jadi Garda Terdepan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Bidan Harus Diberdayakan dengan Literasi Keuangan
Ilustrasi bidan (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu program prioritas yang dijalankan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dilansir dari laman Sehat Negriku, pemerintah berupaya untuk menekan AKI menjadi 183 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) di tahun 2024.

Penekanan AKI diukur dengan perhitungan banyak perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

Di sinilah peran bidan sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi sangat penting. Data BPS di tahun 2023 menunjukkan bahwa peran bidan menjadi salah satu tulang punggung yang menopang jumlah tenaga kesehatan di Indonesia, di mana dari segi jumlah, bidan merupakan kedua terbanyak setelah perawat.

Oleh karena itu, peran bidan perlu diapresiasi dan ditingkatkan dalam menunjang kualitas pelayanan kesehatan yang lebih mumpuni, termasuk kepada para ibu dan anak di seluruh wilayah Indonesia secara merata.

Baca Juga: Literasi Keuangan Sejak Dini Penting Demi Ketahanan Finansial

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, bertepatan dengan momentum Hari Bidan Nasional di bulan Juni 2024 ini, serta mewujudkan CSR Pilar Pendidikan, Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli, bekerja sama dengan Smile Birth, mengundang para ahli untuk memberikan berbagai pelatihan bagi para bidan mengenai pra-persalinan, persalinan, pasca-persalinan, penerapan kebidanan holistik, hingga literasi keuangan untuk mendukung para bidan yang akan membuka usaha praktik agar lebih berdaya dari segi ilmu kebidanan hingga perencanaan finansial.

Sinergi ini mengambil peran untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui edukasi kepada para bidan. Kerja sama ini juga memberikan beasiswa dan lisensi gratis kepada para bidan untuk membuka layanan koplementer kebidanan secara mandiri pada platform digital, sehingga bisa menjangkau masyarakat lebih luas serta berpotensi menambah pendapatan bagi para bidan.

“Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh bidan di seluruh Indonesia atas sumbangsihnya kepada masyarakat. Bidan memiliki peran penting sebagai garis terdepan dalam menopang pelayanan kesehatan di Indonesia,“ sambut Ni Made Daryanti, Ketua Yayasan Allianz Peduli, dalam keterangannya.

Melalui workshop kebidanan yang bertajuk “Memulai Layanan Komplementer Kebidanan Berbasis Digital“, dan mengundang Bidan Tantri Maharani Setyorini, S.Keb, E-RYT, RYPT dan Bidan Cahyaning Puji Astuti, S.S.T.Keb., Bdn., M.Tr.Keb. CET.Ch.Cht, para bidan diberikan berbagai pelatihan persiapan untuk menghadapi fase pra-persalinan, persalinan, dan pasca-persalinan. Termasuk juga edukasi persiapan akan rencana persalinan, serta latihan khusus bagi para bidan untuk treatment melancarkan persalinan yang lengkap berikut praktiknya.

Dalam workshop ini, para bidan juga ditekankan mengenai kebidanan holistik sebagai layanan yang menyeluruh dengan tidak hanya fokus pada aspek fisik, tetapi juga nonfisik seperti psikologis, mental, sosial, spiritual, dan kultural.

Baca Juga: FJB Berbagi Berkah Ramadhan dan Literasi Keuangan Bersama Yatim Piatu

Pendekatan tersebut diberikan agar para bidan memerhatikan kondisi ibu hamil tidak sebatas sosok individu yang melahirkan, tetapi sebagai manusia.

Melalui pelatihan ini, ahli bidan memberikan penerapan Complementary Alternative Medicine (CAM) atau terapi komplementer.

Selain praktik ilmu kebidanan, Allianz Indonesia juga melengkapi edukasi ini dengan ilmu perencanaan keuangan yang bermanfaat untuk diterapkan oleh para bidan secara personal dan profesional, khususnya bagi bidan yang memiliki praktik mandiri.

Kenapa ilmu perencanaan keuangan ini penting? Karena para bidan yang membuka praktik mandiri ini sangat mungkin mengalami banyak faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan mereka, mulai dari inflasi dan resesi, hingga tren di industri kesehatan atau kompetisi di antara para bidan itu sendiri.

Itu sebabnya, disiplin untuk merencanakan dan mengelola keuangan dengan matang mutlak diperlukan, termasuk untuk keterampilan mengelola utang produktif demi menambah pundi-pundi pemasukan dan pengembangan diri bidan secara umum.

“Pemberdayaan secara berkelanjutan bagi para bidan diharapkan menjadi cikal bakal yang baik untuk mendukung ekosistem layanan kesehatan di Indonesia. Allianz Indonesia percaya apabila layanan kesehatan didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten, maka dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di masa mendatang. Tentunya ini menjadi wujud komitmen kami untuk melindungi kehidupan dan masa depan lebih banyak orang,“ tutup Made.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI