Suara.com - Diseksi aorta adalah robeknya salah satu lapisan pada pembuluh darah besar yang biasa disebut pembuluh darah aorta. Kondisi ini tergolong serius dan perlu mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin.
Meskipun bisa menyerang siapa saja, namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan faktor risiko diseksi aorta seperti tekanan darah tinggi, riwayat keluarga dengan diseksi aorta, kebiasaan merokok, kelainan katup jantung, dan lansia.
Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Siloam Lippo Village Karawaci, dr. Dicky Aligheri, Sp.BTKV (K), FIHA, FICA menjelaskan, ada beberapa gejala yang mungkin muncul pada seseorang yang mengalami diseksi aorta.
Di antaranya adalah nyeri dada yang hebat secara tiba-tiba dan intens, nyeri punggung yang menusuk di punggung bagian atas atau bawah, sesak napas karena penumpukan darah di sekitar jantung atau paru-paru, serta nyeri perut.
Baca Juga: Ruben Onsu Mengidap Empty Sella Syndrome, Apa Gejala yang Harus Diwaspadai?
"Gejala lainnya, kata dia kelumpuhan ekstremitas (lengan atau kaki), juga pucat, berkeringat, atau mual," kata dr. Dicky seperti yang dikutip dari siaran pers yang diterima baru-baru ini.
Diagnosis diseksi aorta, sebut dr. Dicky melibatkan evaluasi medis yang mendalam dan detail untuk membantu mengonfirmasi kondisi pasien. Beberapa metode diagnosis yang umum digunakan untuk mengidentifikasi diseksi aorta antara lain riwayat klinis dan pemeriksaan fisik, CT scan, MRI dan Ekokardiografi.
Diagnosis Diseksi Aorta
Setelah diagnosis diseksi aorta dilakukan, langkah selanjutnya adalah segera mengambil tindakan untuk memberikan perawatan yang diperlukan dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
Di antaranya adalah EVAR (Endovascular Aneurysm Repair) dan TEVAR (Thoracic Endovascular Aneurysm Repair) yang merupakan tindakan minimal invasif.
Baca Juga: Apa Itu Stevens-Johnson Syndrome? Ini Penyebab Penyakit Berbahaya yang Diderita Kartika Putri
Ini merupakan prosedur perbaikan pada diseksi aorta dan aneurisma aorta (pelebaran atau pembengkakan aorta) dengan menggunakan metode bedah endovaskular. Kedua prosedur tersebut dapat digunakan untuk mengatasi diseksi aorta aneurisma aorta abdomen (EVAR) atau aneurisma aorta toraks (TEVAR).
"Diseksi aorta dan aneurisma aorta juga dapat diatasi dengan open heart surgery yang dikenal dengan nama Operasi Bentall. Bentall adalah prosur bedah jantung yang kompleks untuk mengganti katup aorta dan menggantikan sebagian aorta yang melemah atau aneurisma," jelas dia.
Selain Bentall, Operasi Penggantian Aorta merupakan salah satu opsi dari tindakan open heart surgery yang dapat dilakukan. Apabila katup aorta dinilai masih baik, maka cukup mengganti pembuluh darah aorta saja seperti Hemiarch dan Total Arch.
Saat ini belum banyak sarana medis yang dapat menangani kasus aorta. Namun, dengan tim medis yang terlatih dan profesional serta didukung oleh teknologi canggih, RS Siloam Lippo Village Karawaci berhasil menjadi salah satu rumah sakit di Indonesia yang dapat menangani kasus pembuluh darah aorta dengan optimal melalui tindakan minimal invasif atau operasi jantung terbuka untuk mempercepat penyembuhan.
“Dalam 2 (dua) tahun terakhir, kami telah berhasil menangani total 27 pasien dengan masalah pembuluh darah aorta yang memercayakan pengobatannya ke RS Siloam Lippo Village Karawaci,” pungkas dr. Dicky.