Begini Perjalanan Tumpukan Lemak di Badan Hingga Bisa Sebabkan Penyakit Jantung

Kamis, 20 Juni 2024 | 13:22 WIB
Begini Perjalanan Tumpukan Lemak di Badan Hingga Bisa Sebabkan Penyakit Jantung
Ilustrasi sakit jantung (Freepik/wayhomestudio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengidap penyakit jantung dipastikan mengalami penumpukan lemak pada pembuluh darah di jantung hingga menjadi plak atau arterosklerosis. Penumpukan lemak hingga menjadi plak itu tidak terjadi dalam waktu singkat, tetapi bisa jadi dalam hitungan bulan hingga bertahun-tahun akibat gaya hidup tidak sehat. 

Dokter spesialis pembuluh darah dan jantung Rumah Sakit Pondok Indah dr. Yahya B. Juwana, Sp.Jp(K)., menjelaskan bahwa timbunan lemak itu mulanya menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah. Lambat laun, tumpukan lemak makin mengeras dan berubah jadi plak. 

"Awalnya akibat kerusakan dinding pembuluh darah dan akhirnya muncul timbunan lemak. Itu bisa alami pengapuran dan bisa bertambah," jelas dokter Yahya dalam diskusi media di Jakarta. 

Ilustrasi sakit jantung (Freepik/wayhomestudio)
Ilustrasi sakit jantung (Freepik/wayhomestudio)

Plak yang semakin menumpuk pada pembuluh darah jantung itu bisa jadi menutupi seluruh area hingga pecah dengan sendirinya. Plak yang pecah, kata dokter Yahya, akan menyebabkan gumpalan darah. Akibatnya, darah di area jantung terganggu atau bahkan tidak akan mengalir. Kondisi tersebut yang menimbulkan serangan jantung. 

Baca Juga: Hanum Mega Lakukan Sedot Lemak, Dipuji Jadi Mirip Ariel Tatum

Sayangnya, timbunan lemak yang sudah berubah jadi plak itu tidak akan bisa dihilangkan dengan pengobatan apa pun. Sehingga, plak pada pembuluh darah jantung itu akan bertahan seumur hidup.

"Kalau sudah plak memang sekarang gak bisa dihilangkan, yang bisa hanya dihambat pertumbuhannya. Biasanya diberikan dengan ibat kolesterol," ujarnya.

Untuk mencegah terjadinya serangan jantung, seseorang yang sudah memiliki plak sebaiknya ubah gaya hidup serta dilakukan terapi kateter untuk menahan pertumbuhan plak makin banyak.

"Kalau misalnya dia (ada plak) 20-30 persen kemudian dilakukan keteterisasi pada satu titik ini, 10 tahun kemudian bisa tetap 30 persen. Plak itu bisa saja tertahan kalau mngkin dia sudah menjaga lifestyle jadi gak akan bertambah. Bisa juga plak bertambah dalam waktu 6 bulan atau 9 bulan yang awalnya 30-40 persen jadi 70 persen," tuturnya.

Dokter Yahya menjelaskan bahwa pertumbuhan plak pada setiap orang bisa jadi berbeda-beda. Kondisi itu tergantung dari faktor risiko kesehatan serta gaya hidup yang dilakukan. 

Baca Juga: Komitmen Tinggi untuk BPJS Kesehatan, Klinik Jantung di Majalengka Raih Penghargaan

"Kalau ada diabetes lalu lifestyle belum dijaga, tetap merokok, plak itu akan tumbuh terus," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI