Suara.com - Indonesia akan jadi tuan rumah pelaksanaan kongres perkumpulan dokter spesialis urologi se-Asia atau Urological Association of Asia (UAA) pada September 2024 mendatang.
Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., PhD., menyampaikan bahwa jumlah pengidap penyakit terkait urologi masih menjadi tantangan bagi bidang kesehatan di Indonesia.
Oleh sebab itu, dia merasa memang perlu adanya wadah untuk para dokter agar bisa saling bertukar informasi terkait kemajuan teknologi atau keberhasilan dalam penanganan kasus.
"Kita ambil contoh kasus Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), jumlah peserta BPJS di pulau Jawa yang terdiagnosis sepanjang 2016 hingga 2020 berjumlah 97.043 pasien. Sepanjang tahun yang sama, tercatat ada 56.671 pasien yang menjalani operasi dan 49.428 pasien menjalani pengobatan. Angka ini cukup tinggi, belum lagi yang di luar pulau Jawa," kata Dante dalam keterangannya, Kamis (20/6/2024).
Salah satu fokus pembahasan pada kongres nanti ialah terkait pengguaan teknologi dalam pengobatan penyakit urologi dengan metode bedah telerobotik atau telerobotic surgery. Teknologi itu memungkinkan dokter bisa lakukan tindakan operasi jarak jauh dengan mengandalkan robot dan internet.
Dante mengatakan, inovasi itu bisa jadi baik dilakukan di Indonesia sebagai solusi dari persoalan terbatasnya jumlah dokter spesialis urologi.
“Kemenkes juga telah melakukan uji coba dan demonstrasi bedah telerobotik atau bedah robotik jarak jauh pertama kali di Indonesia, bertepatan dengan kunjungan kerja Presiden Republik Islam Iran ke Indonesia pada 2023 lalu. Telerobotic surgery menguntungkan untuk mengisi kekurangan dokter spesialis bedah dan menghilangkan hambatan geografis sehingga dapat membantu para dokter bedah dan pasien di daerah terpencil agar dapat memiliki akses ke prosedur bedah terbaru,” jelas Dante.
Sementara itu, dokter spesialis urologi di RSCM sekaligus President Elect of the UAA Prof. dr. Ponco Birowo, SpU(K), PhD., menyampaikan bahwa penyakit urologi masih perlu mendapat perhatian dan penanganannya harus terus mengikuti perkembangan teknologi, seperti pada urolithiasis (batu kantung kemih), yang mana jumlah kasus, disability-adjusted life years (DALYs), dan kematian akibat batu kantung kemih terus meningkat secara global sejak tahun 1990.
Isu penting lainnya juga terkait transplantasi ginjal pada kasus gagal ginjal stadium akhir. Kebutuhan global akan transplantasi ginjal disebut masih sangat besar dan terus meningkat karena beberapa faktor, termasuk meningkatnya angka penyakit ginjal kronis (PGK), populasi yang menua, serta prevalensi diabetes dan hipertensi sebagai faktor risiko utama PGK.
Inovasi bedah telerobotik sendiri dikatan dokter Ponco bahwa telah dilakukan di negara-negara maju di Eropa. Karenanya kini mulai diperkenalkan juga di Indonesia.
“Kami memiliki harapan besar, khususnya bagi Indonesia, agar ke depannya mampu menjalankan bedah telerobotik secara mandiri. Hal ini tentu sangat berguna bagi peningkatan kualitas hidup pasien khususnya di Indonesia," ujarnya.