Suara.com - Ibu pekerja yang cuti melahirkan membuatnya harus diam di rumah mengurus anak bisa mempengaruhi suasana hatinya. Ini juga jadi alasan pentingnya ibu menyusui (busui) mampu mengelola emosi dengan baik.
Psikolog Klinis, Ikhsan Bella Persada mengatakan semua orang butuh aktualisasi diri, termasuk perempuan pekerja sekalipun. Sehingga saat perempuan terbiasa disibukkan dengan pekerjaan dan bertemu banyak orang, lalu tiba-tiba hanya di rumah setelah melahirkan lalu mengurus anak maka ada perubahan suasana yang dirasakan.
"Tapi tiap orang makna aktualisasi diri beda-beda. Tapi memang dari yang tadinya sibuk kerja, aktivitas sana sini, terus jadi banyak waktu di rumah bersama anak, pasti ada perbedaan yang dirasakan," ujar Ikhsan dihubungi suara.com baru-baru ini.
Berdasarkan kondisi inilah Ikhsan mengingatkan, ibu menyusui perlu mengelola emosi karena mengalami perubahan suasana drastis. Tujuannya untuk mencegah perempuan pekerja yang baru melahirkan alami depresi hingga stres karena kondisi fisik dan mentalnya yang berubah drastis. Berikut ini beberapa cara yang bisa membantu:
1. Merawat diri dengan self care
Ikhsan mengatakan ibu yang baru melahirkan tetap perlu merawat diri untuk menjaga kesehatan fisik maupun mentalnya. Ini karena kondisi ibu yang sehat, maka dengan sendirinya akan membuat kesehatan anak ikut terjaga.
"Dengan cara misalnya jalan kaki di rumah atau sekitar rumah, kegiatan self-care ini bantu menurunkan stres dan menjaga kesejahteraan diri ibu (well-being)," papar Ikhsan.
2. Harus bercerita
Bercerita apa yang dirasakan ibu baru melahirkan akan sangat membantu merilis atau meluapkan emosi yang dirasakan, sehingga ibu menyusui tidak merasa sendirian saat merasakan sedih dan marah.
Baca Juga: Ibu Dirawat di RS, Aldi Taher Minta Doa Raffi Ahmad yang Lagi Ibadah Haji
"Bercerita apa yang dirasakan dan hambatan yang dialami saat pengasuhan kepada orang terdekat, misal suami atau keluarga. Dengan bercerita, itu bantu kita tidak menyimpan emosi negatif yang dampaknya khawatir buat ibu semakin tertekan jika menyimpan emosi negatifnya," ungkap psikolog yang telah menyelesaikan studi Master's Degree di Universitas Tarumanagara tersebut.
3. Perlu waktu sendiri alias me time
Me time atau meluangkan waktu tidak sama dengan self care, karena me time berarti refleksi diri atau momen untuk menemukan diri sendiri. Sehingga setelah melahirkan tidak melulu melakukan tugas sebagai ibu maupun istri, tapi ada saatnya melakukan kegiatan yang menyenangkan diri sendiri.
"Jika memang butuh break dari pengasuhan sesaat atau butuh me time, bisa komunikasikan ke pasangan untuk membagi peran pengasuhan dengan anak seperti apa," papar Ikhsan.
Beberapa contoh me time yang bisa dilakukan seperti menonton film, baca buku, hingga bepergian sendiri bertemu teman atau sahabat saling berbagi cerita tanpa anak maupun suami.
Tiga langkah mengelola emosi ibu pekerja yang baru melahirkan ini, bisa dilakukan di sela-sela cuti melahirkan yang sedang berlangsung. Apalagi nantinya cuti melahirkan akan ditambah dari yang tadinya 3 bulan diperpanjang menjadi 6 bulan.
Sehingga karena waktu yang makin lama, diharapkan ibu pekerja tetap dalam kondisi fisik dan mental prima saat harus kembali bekerja.
Manfaat cuti melahirkan 6 bulan untuk emosional ibu pekerja
Ikhsan mengungkap ada banyak sekali manfaat saat cuti melahirkan ditambah dari 3 bulan menjadi 6 bulan. Bukan hanya baik untuk ibu, tapi juga kesehatan anak yang bisa mendapatkan pengasuhan jadi lebih baik.
"Durasi cuti melahirkan itu jadi salah satu faktor penting untuk menjaga kesehatan mental ibu karena di 3 bulan awal itu Ibu dan bayi masih dalam tahap penyesuaian misalnya jam tidur, tantangan menyusui atau faktor hormon. Hal ini bikin kondisi ibu sangat rentan terhadap stres," jelas Ikhsan.
Tidak hanya itu menurut Ikhsan saat ibu melahirkan waktu cutinya kurang dari 13 minggu atau kurang dari 3 bulan, maka ia akan lebih berisiko alami postpartum depression. Kondisi ini efeknya tidak main-main, karena berdampak jangka panjang yakni lebih dari 2 tahun.
Depresi postpartum atau postpartum depression adalah depresi yang terjadi setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia di otak dan dialami oleh 10 persen ibu yang melahirkan.
Seperti diketahui, umumnya banyak perempuan pekerja pilih ambil cuti melahirkan sangat berdekatan dengan hari kelahiran alias HPL (hari prediksi lahir), dengan harapan bisa punya waktu lebih banyak dengan sang buah hati setelah melahirkan.
Nah, berikut ini sederet manfaat bertambahnya cuti melahirkan dari 3 bulan menjadi 6 bulan untuk kesehatan mental ibu pekerja:
- Menurunkan gejala depresi pada ibu.
- Menurunkan tingkat stres pada pengasuhan
- Membuat ibu merasa lebih berharga alias high self esteem, karena pengasuhan yang intens dan mengikuti perkembangan penting anak.
- Meningkatkan durasi breastfeeding atau menyusui.
"Dengan demikian, proses pelekatan saat breastfeeding itu meningkatkan bonding atau ikatan antara ibu dan anak pun semakin kuat. Ke depannya ibu akan lebih aktif dan lebih bijak dalam merawat bayinya," pungkas Ikhsan.