"Hadeuh, sekelas Menteri Kesehatan main ngancam-ngancam di zoom meeting. Padahal dokter-dokter ini cuma komplain tentang pernyataan Budi Gunadi Sadikin mengenai stetoskop," tulis @MartadhaOne1.
Tak main-main, utasan ini sudah dilihat lebih dari 900 ribu kali, disukai lebih dari 16 ribu dan diisi lebih dari seribu komentar.
Bahkan zoom itu juga memperlihatkan seolah Menkes Budi yang memantau percakapan para dokter. Tertulis juga nama beberapa dokter seperti dr. Hari Purnomo Sidik dan dr.Eric Kasmara.
"Daerah-daerah terpencil di daerah, sangat berguna stetoskop itu, kecuali Anda mampu menyediakan alat hingga kemampuan Echocardiography (USG Jantung) di FKTP 1 dan semua RS tipe C di daerah hingga dokter juga bisa dipakai even oleh dokter-dokter internship," jelas salah satu chat yang diketahui namanya,
"Seyogyanya Menkes konfirmasi ke IDI, tidak asal ngomong seenaknya gitu," timpal @dr. Hari.
Setelah dr. Hari ini kemudian muncul nama Budi Sadikin yang seolah menuliskan ancaman, khususnya kepada tenaga kesehatan dengan status ASN (aparatur sipil negara/ASN).
"Kami dari Kemenkes sudah memantau dan mencatat masing-masing suara dan nama yang mengikuti webinar ini. Tentunya akan memiliki konsekuensi ke depan, terutama yang ASN," tulis pesan Menkes Budi tersebut.
Peran stetoskop untuk diagnosis penyakit jantung
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. dr. Anwar Santoso, Sp.JP(K), FIHA, FASCC mengatakan, peran stetoskop dalam mendiagnosis penyakit jantung dan pembuluh darah masih diperlukan oleh semua dokter yang melayani pasien.
Baca Juga: Dokter Hewan Menggunakan Apple Watch Pantau Jantung Singa
“Peran stetoskop ini terutama untuk (diagnosis) penyakit katup jantung (katup mitral, katup aorta, katup trikuspid dan katup pulmonal); penyakit jantung kongenital, misalnya ASD (Atrial Septal Defect), VSD (Ventricular Septal Defect), TF (Tetralogy Fallot), pulmonal stenosis, tricuspid atresia, serta penyakit jantung paru (Cor Pulmonale),” jelas dr. Anwar melalui rilis Kemenkes, Sabtu, 15 Juni 2024.