Suara.com - Masyarakat Indonesia kerap menjadikan blau sebagai obat andalan untuk atasi gondongan atau penyakit mumps. Padahal penyakit ini bisa merusak pendengaran dan menular, sehingga satu-satunya cara mencegahnya dengan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella).
Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Anak, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) mengingatkan masyarakat agar tidak lupa memberikan vaksin MMR untuk mencegah penyakit gondongan pada anak.
"Bagi orang tua, jangan lupa untuk memastikan anak telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan, agar-anak dapat terlindungi dari berbagai penyakit menular, salah satunya gondongan," ujar Dr. Anggraini melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (7/6/2024).
Pemberian imunisasi MMR ini juga sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) pada 2023. Vaksin ini diberikan pada anak sebanyak dua kali, untuk memastikan sistem kekebalan tubuh anak membentuk antigen melawan penyakit apabila suatu saat terinfeksi.
Baca Juga: 5 Makna Warna Lidah yang Berbeda, Bisa Mendeteksi Suatu Penyakit?
Dosis pertama MMR diberikan pada usia 12 hingga 18 bulan, dan dosis kedua MMR diberikan pada usia 5 hingga 7 tahun. Tak main-main, pemberian dua dosis vaksin MMR terbukti 88 persen efektif melawan gondongan.
Dr. Anggraini menambahkan, imunisasi MMR bukan hanya ampuh untuk melindungi diri sendiri atau anak yang diberikan vaksinasi, tapi juga bisa membangun herd immunity atau kekebalan kelompok sehingga risiko penyakit menular seperti gondongan bisa menurun.
"Karena pemberian imunisasi merupakan bentuk upaya kita bersama, dalam membangun masyarakat yang lebih sehat,” jelas Dr. Anggraini.
Perlu diketahui di Indonesia, risiko penyakit gondongan mayoritas didominasi anak usia 2 hingga 12 tahun. Bahkan karena ini penyakit menular, gondongan juga bisa dengan cepat menular di di tempat penitipan anak.
Gondongan adalah penyakit yang menyebabkan pembengkakan kelenjar ludah di dekat telinga atau kelenjar parotis akibat infeksi virus golongan paramyxovirus.
Baca Juga: Tak Semua Penyakit Jantung Koroner Perlu Pasang Cincin, Ini Alasannya
Gejala gondongan yaitu pembengkakan dan nyeri di area pipi dan rahang hingga sulit membuka mulut. Ada juga gejala demam, lesu, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, dan gejala lain mirip flu.
Sederet gejala ini biasanya muncul 16 hingga 18 hari setelah infeksi, namun periode ini dapat berkisar antara 12 hingga 25 hari setelah infeksi.
Gondongan dapat memicu berbagai komplikasi, antara lain radang testis atau buah zakar (orchitis) yang terjadi pada sekitar 30 persen laki-laki pascapubertas yang tidak menerima vaksinasi, dan radang ovarium atau indung telur (oophoritis) yang dapat terjadi pada perempuan.
Pada beberapa kasus, komplikasi gondongan bahkan sampai mengenai susunan saraf pusat yaitu ensefalitis, pankreas yakni kondisi pancreatitis, hingga kehilangan pendengaran.