Suara.com - Suami Tasya Kamila, Randi Bachtiar pernah mengidap limfoma hodgkin. Menariknya, jika dibandingkan dengan jenis kanker darah lainnya, ternyata kanker kelenjar getah bening ini punya peluang kesembuhan yang lebih besar loh. Kira-kira, bisa kambuh lagi tidak ya?
Konsultan Senior Hematologi Parkway Cancer Centre Gleneagles Hospital, dr. Lee Yuh Shan menjelaskan semua jenis kanker darah seperti leukemia, limfoma, dan mieloma bisa diobati. Namun kesembuhan 3 jenis kanker darah ini dipengaruhi jenis kanker yang diidapnya.
"Limfoma hodgkin bisa sembuh, kalau limfoma non-hodgkin tergantung jenisnya. Lalu ada leukemia limfoblastik akut (ALL) yaitu kanker darah yang mempengaruhi sel-sel darah putih dari sumsum tulang belakang. Leukimia ALL ini terjadi di usia muda anak-anak, jadi peluang kesembuhannya di 90 persen," ujar dr. Lee melalui diskusi Parkway Cancer Centre (PCC) di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/5/2024).
Limfoma Hodgkin terjadi karena adanya mutasi sel B pada sistem limfatik, dengan hasil deteksi yaitu dengan adanya sel abnormal Reed-Sternberg dalam sel kanker.
Baca Juga: Epy Kusnandar Positif Ganja Padahal Pernah Kena Tumor, Bikin Enak atau Malah Fatal dan Berbahaya?
Seperti diketahui, setelah menjalani serangkaian proses pengobatan, kini suami Tasya Kamila yakni Randi Bachtiar sudah sembuh dari kanker limfoma hodgkin. Apalagi bapak dua anak ini sudah menjalani 4 kali kemoterapi dan 24 kali radiasi.
Namun dr. Lee mengingatkan pada para penyintas kanker darah seperti limfoma hodgkin untuk tidak mengabaikan kondisinya. Ini karena periode waktu 5 tahun pertama setelah dinyatakan sembuh perlu dilakukan evaluasi sebaik mungkin.
"Perlu evaluasi 5 tahun pertama, karena kalau 5 tahun pertama hasil evaluasinya baik, maka kejadian relapse (kambuh) jauh lebih rendah," jelas dr. Lee.
Dokter yang juga ahli Terapi sel T Chimeric Antigen Receptor (CAR) ini berpesan untuk penyintas limfoma hodgkin untuk maksimal menjaga diri, dan rutin melakukan pengecekan setelah dinyatakan sembuh. Termasuk melakukan berbagai manajemen kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya perburukan apabila terjadi relapse.
Ia juga menambahkan, berbeda dari beberapa jenis kanker pada umumnya yang tingkat keparahannya dilihat berdasarkan stadium 1,2,3 dan 4. Namun pada kanker darah dilihat berdasarkan mutasi DNA dari sel kanker darah itu sendiri.
Baca Juga: Dirawat di Singapura, Andi Arief Butuh Donor Hati untuk Sembuhkan Penyakitnya
"Jadi kan darah itu beredar di seluruh tubuh, jadi tidak bisa dilihat dari stadium. Jadi spesifikasi risiko keparahannya dilihat berdasarkan mutasi genetik," kelas dr. Lee.
Inilah sebabnya kata dr. Lee, jika kebanyakan jenis kanker diperiksa berdasarkan CT scan atau rontgen, maka kanker darah seperti limfoma hodgkin dites menggunakan cairan.
"Kalau kanker darah sampelnya yaitu cairan yang diambil dari sumsum tulang, jadi pemeriksaannya lebih mendalam," paparnya.
Terapi sel T-CAR untuk kanker darah
Ada beberapa jenis terapi dan pengobatan kanker darah, dari mulai kemoterapi, transplantasi sel punca hingga pengobatan seperti polatuzumab. Kini yang terbaru yakni terapi sel T-CAR yang dinilai lebih fokus dan efektif karena menggunakan DNA diri sendiri.
Terapi sel T Chimeric Antigen Receptor (CAR) adalah pengobatan dalam bentuk imunoterapi di mana jenis sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh yang disebut sel T.
Sel T ini diambil dari darah pasien dan dimodifikasi di laboratorium untuk memungkinkan sel T untuk mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker tertentu.
Setelah dimasukan kembali ke dalam tubuh pasien, sel T yang dimodifikasi juga dikenal sebagai sel T CAR, yang akan dapat mendeteksi dan menghancurkan kanker dengan memanfaatkan respon kekebalan tubuh sendiri.