Ini Cara Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Dokter Ortopedi: Pakai Pola ABCDE

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 30 Mei 2024 | 08:26 WIB
Ini Cara Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Dokter Ortopedi: Pakai Pola ABCDE
ilustrasi kecelakaan lalulintas (Freepik/aukid)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Tapi saya mengerti mungkin beberapa orang tidak paham. Niatnya baik tapi memperburuk kondisi. Secara tehnik memang sebenarnya harus ada pelatihannya sendiri," lanjut dr. Aakash.

Tren cidera tulang karena kecelakan vs olahraga

Namun menariknya, data menunjukan penyebab cedera tulang hingga butuh terapi bahkan operasi bukan yang terbanyak bukan disebabkan karena kecelakaan lalu lintas, melainkan cedera pada rekreasional atlet yang didominasi usia produktif yakni usia 14 hingga 40 tahun.

Hal ini dibenarkan Ketua Primaya Sport Clinic and Orthopedic Center, Spesialis Ortopedi Konsultan Cedera Olahraga, dr. Evan, M.Kes, SpOT (K), FICS, AIFO-K yang menjelaskan rekreasional atlet paling banyak mengalami cedera, yaitu orang yang bukan atlet profesional tapi gemar berolahraga

"Itu karena pemanasan yang kurang, lalu ikut-ikutan teman. Misalnya saya lari langsung 10K, sementara belum pernah lari, karena ikut teman saya itu banyak sekali muncul cedera, cedera paling sering itu secara regional, di lutut (ligamen), angle salah loncat salah jalan dan salah lari, kemudian di bahu," papar dr. Evan.

Berdasarkan tren inilah yang jadi latar belakang didirikannya Primaya Sport Clinic and Orthopedic Center di Bekasi Timur sebagai layanan kesehatan satu pintu untuk pencegahan, edukasi, pengobatan dan pemulihan berbagai kondisi seperti cedera bahu, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki, cedera tulang, sendi, ligamen, lutut, cedera tangan dan lengan atas, cedera tulang belakang, cedera sendi panggul, sport injury management, spine management, osteoarthritis pada sendi.

"Pada layanan trauma center kami dapat menangani berbagai kondisi penyakit seperti penyakit akibat kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, cedera kepala, Neurotrauma (cedera pada saraf, terutama pada sistem saraf pusat yaitu otak dan tulang belakang), trauma thoraks (cedera pada bagian dada), trauma ekstremitas (anggota gerak) dan trauma lainnya," ungkap Direktur Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Fransisca Kartikawati, MKK, MARS, MHKes.

Lebih lanjut dr. Evan menambahkan, peningkatan cedera olahraga ini semakin meningkat setelah pandemi Covid-19 melanda, lantaran semakin banyak orang sadar pentingnya pola hidup sehat dengan gaya hidup aktif berolahraga.

Hal ini juga selaras dengan data Kemenpora, Sport Development Index (SDI) tahun 2022 menunjukkan tingkat partisipasi olahraga masyarakat Indonesia sebesar 30,93 persen.

Baca Juga: Raisi Tewas Kecelakaan Helikopter, Pemilihan Presiden Iran Akan Digelar pada 28 Juni

"Tren di bekasi sangat meningkat, terutama untuk olahraga, karena sejak Covid-19 itu sangat terasa. Jadi banyak orang melakukan aktivitas olahraga, kemudian gelanggang olahraga makin bertambah. Sehingga di bekasi ini kami melihat bahwa potensial cederanya akan tinggi, karena olahraga dan cedera olahraga itu temannya," pungkas dr. Evan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI