Alert! Kemenkes Peringatkan Potensi Peningkatan Covid-19

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 28 Mei 2024 | 11:59 WIB
Alert! Kemenkes Peringatkan Potensi Peningkatan Covid-19
Ilustrasi covid-19 (unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, mengingatkan masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna menghadapi potensi peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia.

"COVID-19 tidak sepenuhnya hilang meski saat ini statusnya sudah endemi. Masih ada potensi munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus, bahkan kematian," kata Mohammad Syahril saat dikutip ANTARA baru-baru ini. 

Untuk mencegah penyebaran kasus, Syahril mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker saat sakit, dan saat berada di kerumunan.

Selain itu, masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi COVID-19, terutama bagi kelompok yang berisiko.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Dokter Tifa: Apa Artinya Pemberian Vaksin Selama 3 Tahun Ini

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

“Upaya kewaspadaan dan pencegahan masih sama, yaitu segera lakukan vaksinasi COVID-19 lengkap dan penguat (booster), terutama untuk kelompok lansia dan orang dengan penyakit penyerta,” katanya.

Selain itu, PHBS seperti rajin mencuci tangan dan melakukan etika batuk atau bersin masih relevan untuk mencegah penularan kasus.

"Jika merasa sakit, untuk dapat segera memeriksakan diri ke fasyankes terdekat, menggunakan masker, dan hindari untuk berkontak dengan banyak orang," katanya.

Bagi masyarakat yang hendak bepergian ke luar daerah atau ke luar negeri, Syahril mengimbau agar mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan di wilayah yang dituju.

"Varian yang bersirkulasi saat ini KP.1 dan KP.2, tingkat penularan yang rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan harus tetap kita jaga,” katanya.

Baca Juga: Diuji Coba di Puskesmas Terpencil, Kecepatan Internet Starlink Tembus 313 Mbps!

Berdasarkan data dari Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dikumpulkan oleh ASEAN BioDiaspora Virtual Center hingga 19 Mei 2024, varian COVID-19 yang dominan di kawasan ASEAN pada 2023-2024 adalah JN.1.

Menurut Laporan Mingguan Nasional COVID-19 dari Kemenkes RI untuk periode 12-18 Mei 2024, tercatat ada 19 kasus konfirmasi, 44 kasus perawatan di ICU, dan 153 kasus isolasi. Tren positivity rate mingguan berada di angka 0,65 persen dengan nol kematian, dan jumlah orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang.

Secara terpisah, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menyatakan bahwa meskipun subvarian JN.1 beserta turunannya KP.1 dan KP.2 tidak menyebabkan gejala yang lebih parah, mereka memiliki kemampuan untuk menembus perlindungan vaksinasi.

"Itu sudah semakin baik kemampuannya, lebih cepat, mudah menginfeksi. Apalagi, kalau belum divaksinasi bisa fatal, bahkan ketika menimpa orang komorbid atau orang lanjut usia atau, bahkan pada anak," katanya.

Dia mengatakan dampak dari COVID-19 saat ini bukan lagi bersifat akut, tapi bisa menimbulkan dampak kronis yang berkepanjangan seperti komplikasi pada kelompok orang berisiko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI