Suara.com - Ketika melakukan Medical Check Up (MCU), kita akan menemukan nilai kolesterol yang terdiri dari kadar HDL (High Desity Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan Trigliserida. Jika selama ini kita hanya fokus pada nilai HDL dan LDL, maka angka Trigliserida pun tak kalah penting untuk diperhatikan.
Trigliserida adalah jenis lemak umum yang ada dalam darah yang berfungsi untuk menyimpan kalori dan menyediakan energi untuk tubuh. Makanan menjadi sumber utama dari trigliserida. Jika Anda makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh, maka kadar trigliserida dapat meninggi.
“Ada proses metabolisme dalam tubuh kita, yakni makanan diproses menjadi kalori, lalu diubah menjadi energi dalam proses metabolisme. Tubuh kita memerlukan energi agar sel dan jaringan tetap tumbuh dan berkembang serta dapat berfungsi dengan baik. Beraktivitas sehari-hari dan berolahraga memerlukan energi. Namun, jangan sampai berlebihan karena tubuh juga butuh istirahat. Sebaliknya, jika energi jarang terpakai akan, menjadi trigliserida yang akan disimpan dalam sel-sel lemak,” kata dr. Debora Aloina Ita Tarigan, Medical Underwriter Sequis, dalam keterangannya.
Arti dari Angka Trigliserida
Angka trigliserida kurang dari 150 mg/dL berarti kadar masih normal. Jika sudah berada di batas atas 150-199 mh/dl, maka itu artinya Anda harus berhati-hati karena bisa terus meninggi hingga 200 - 500 mg/dl. Bahkan tergolong sangat tinggi atau berbahaya jika sudah berada di angka lebih dari 500 mg/dL.
Lebih lanjut, dr. Debora mengajak masyarakat meningkatkan literasi mengenai trigliserida, karena seringkali angka trigliserida merangkak naik tanpa disertai gejala. Bahkan ada yang merasakan gejala saat kisaran sudah berada di angka 1.000 hingga 2.000 mg/dL. Padahal, trigliserida yang meninggi dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, yakni berisiko pada penyakit-penyakit kritis, seperti penyakit jantung dan stroke.
Faktor yang Mempengaruhi Angka Trigliserida
Kebiasaan sehari-hari kita memiliki dampak pada tingkat lemak dalam tubuh. Pemicu utama di balik kenaikan trigliserida adalah konsumsi kalori berlebihan dan kurang bergerak. Ada juga karena faktor genetik yang dapat membuat tingkat trigliserida tidak normal.
Mengontrol tingkat trigliserida dapat dilakukan dengan inisiatif mengubah gaya hidup ke arah yang sehat, jangan malas bergerak supaya tubuh tidak menyimpan lapisan lemak lebih banyak, rutin berolahraga demi menjaga dari risiko menurunnya massa otot. Jika massa otot kuat dan terjaga, maka saat usia lanjut pun masih memungkinkan untuk tetap aktif bergerak.
Dr. Debora juga menyarankan untuk melatih diri berpikir positif dan bahagia karena mereka yang dapat mengontrol stres lebih mudah beraktivitas, lebih dapat mengontrol diri untuk tidak makan berlebihan dan tidak makan sembarangan.