Seberapa Penting Angka Trigliserida dan Apa Risikonya Terhadap Kesehatan

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 28 Mei 2024 | 11:56 WIB
Seberapa Penting Angka Trigliserida dan Apa Risikonya Terhadap Kesehatan
ilustrasi cek angka kolesterol dan trigliserida. (freepik.com/rawpixel.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika melakukan Medical Check Up (MCU), kita akan menemukan nilai kolesterol yang terdiri dari kadar HDL (High Desity Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan Trigliserida. Jika selama ini kita hanya fokus pada nilai HDL dan LDL, maka angka Trigliserida pun tak kalah penting untuk diperhatikan.

Trigliserida adalah jenis lemak umum yang ada dalam darah yang berfungsi untuk menyimpan kalori dan menyediakan energi untuk tubuh. Makanan menjadi sumber utama dari trigliserida. Jika Anda makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh, maka kadar trigliserida dapat meninggi.

“Ada proses metabolisme dalam tubuh kita, yakni makanan diproses menjadi kalori, lalu diubah menjadi energi dalam proses metabolisme. Tubuh kita memerlukan energi agar sel dan jaringan tetap tumbuh dan berkembang serta dapat berfungsi dengan baik. Beraktivitas sehari-hari dan berolahraga memerlukan energi. Namun, jangan sampai berlebihan karena tubuh juga butuh istirahat. Sebaliknya, jika energi jarang terpakai akan, menjadi trigliserida yang akan disimpan dalam sel-sel lemak,” kata dr. Debora Aloina Ita Tarigan, Medical Underwriter Sequis, dalam keterangannya.

Arti dari Angka Trigliserida

Baca Juga: Kurangi Makan Opor Jika Tak Ingin Alami Depresi, Studi Ungkap Hubungan Kolesterol dengan Risiko Gangguan Jiwa

Angka trigliserida kurang dari 150 mg/dL berarti kadar masih normal. Jika sudah berada di batas atas 150-199 mh/dl, maka itu artinya Anda harus berhati-hati karena bisa terus meninggi hingga 200 - 500 mg/dl. Bahkan tergolong sangat tinggi atau berbahaya jika sudah berada di angka lebih dari 500 mg/dL.

Lebih lanjut, dr. Debora mengajak masyarakat meningkatkan literasi mengenai trigliserida, karena seringkali angka trigliserida merangkak naik tanpa disertai gejala. Bahkan ada yang merasakan gejala saat kisaran sudah berada di angka 1.000 hingga 2.000 mg/dL. Padahal, trigliserida yang meninggi dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, yakni berisiko pada penyakit-penyakit kritis, seperti penyakit jantung dan stroke.

Faktor yang Mempengaruhi Angka Trigliserida

Kebiasaan sehari-hari kita memiliki dampak pada tingkat lemak dalam tubuh. Pemicu utama di balik kenaikan trigliserida adalah konsumsi kalori berlebihan dan kurang bergerak. Ada juga karena faktor genetik yang dapat membuat tingkat trigliserida tidak normal.

Mengontrol tingkat trigliserida dapat dilakukan dengan inisiatif mengubah gaya hidup ke arah yang sehat, jangan malas bergerak supaya tubuh tidak menyimpan lapisan lemak lebih banyak, rutin berolahraga demi menjaga dari risiko menurunnya massa otot. Jika massa otot kuat dan terjaga, maka saat usia lanjut pun masih memungkinkan untuk tetap aktif bergerak.

Baca Juga: Guru Besar UI Kasih Alarm! Penyakit Kronis Ini Rentan Kambuh di Minggu Pertama Lebaran

Dr. Debora juga menyarankan untuk melatih diri berpikir positif dan bahagia karena mereka yang dapat mengontrol stres lebih mudah beraktivitas, lebih dapat mengontrol diri untuk tidak makan berlebihan dan tidak makan sembarangan.

Cara mengelola stres dapat dengan melakukan teknik relaksasi secara rutin, seperti meditasi atau yoga. Stres yang tidak terkelola akan mendorong tubuh menghasilkan lebih banyak energi dan menyebabkan hati memproduksi lebih banyak kolesterol buruk (LDL). Kondisi ini dapat mengganggu kadar trigliserida.

Mengenai asupan, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan segar untuk menjaga tingkat gula darah dan trigliserida tetap stabil. Hindari lemak jenuh dan trans, ganti dengan asupan lemak seimbang, seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.

Kemudian, tambahkan makanan yang kaya akan omega-3 dan serat untuk membantu menurunkan tingkat trigliserida. Makanan yang baik dikonsumsi antara lain ikan berlemak, chia seeds, dan kacang-kacangan, sereal, sayur dan buah.

Disarankan juga untuk menjauhi kebiasaan merokok dan membatasi konsumsi alkohol karena alkohol dapat memberikan tambahan kalori yang bisa berdampak pada naiknya trigliserida. Ada baiknya mengurangi konsumsi minuman berwarna dan lebih baik hidrasi tubuh dengan air putih untuk mendukung kesehatan jantung dan membantu tubuh mengeluarkan racun.

Terakhir, dr. Debora juga mengingatkan pasien dengan riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes, liver, obesitas, memiliki hormon tiroid yang rendah, dan penyakit liver agar memantau trigliserida dengan cara melakukan tes darah teratur. Baik juga untuk melakukan diet asal sepengetahuan dan sesuai saran dokter. Konsultasikan dengan dokter jika kadar trigliserida tetap tinggi, dan jangan melakukan diagnosa sendiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI