Mitos atau Fakta: Nyeri Dada Selalu Berarti Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter

Selasa, 28 Mei 2024 | 10:06 WIB
Mitos atau Fakta: Nyeri Dada Selalu Berarti Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter
ilustrasi nyeri dada (freepik.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sering mengalami nyeri dada tanda berisiko mengalami serangan jantung, mitos atau fakta ya? Yuk simak penjelasan dokter berikut ini.

Jantung termasuk organ vital yang letaknya berada di area dada. Sehingga setiap kali alami nyeri dada, kebanyakan orang mungkin akan langsung khawatir kalau ada gangguan pada organ jantung. Namun, kekhawatiran itu tidak selalu benar. Sebab, ada banyak organ yang ada di rongga dada dan seluruhnya bisa jadi menyebabkan nyeri karena kondisi tertentu.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pondok Indah dr. Johan Winata, Sp.J.P., mengatakan bahwa untuk memastikan penyebab pada rongga dada itu memang sebaiknya lakukan pemeriksaan medis serta mengetahui faktor risiko.

Ilustrasi nyeri dada (pexels/Towfiqu Barbhuiya)
Ilustrasi nyeri dada (pexels/Towfiqu Barbhuiya)

"Yang selalu ditakutkan memang jantung. Tapi kita perlu tahu dulu ada faktor risiko jantung apa engga, riwayat keluarga, kolesterol tinggi, atau pun gula darah tinggi," jelas dokter Johan pada acara diskusi media di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Baca Juga: Dokter Tifa Yakin Karier Politik Anies Tamat Jika Ikut Pilkada Jakarta

Penyebab nyeri dada akibat gangguan fungsi jantung dapat dibedakan menjadi dua, imbuh dokter Johan. Pertama akibat terjadi sumbatan pembuluh darah jantung dan kedua akibat terjadi serangan jantung. Apabila seseorang telah mengalami sumbatan pembuluh darah, artinya ada gangguan aliran darah di jantung.

Sumbatan tersebut bisa tidak disadari oleh pengidapnya karena tidak menimbulkan gejala bila tidak ada pemicunya.

"Misalnya, orang sudah alami sumbatan sehingga darah yang mengalir ke jantung itu hanya 20 persen. Jantung manusia dalam keadaan santai itu 20 persen cukup. Makanya gak akan ada gejala. Akan bergejala ketika jantung kerja lebh berat, misalnya lari sehingga detak jantung jadi lebih cepat, pompa lebih kuat, jadi butuh makana lebih banyak. Sehingga yang 20 persen tadi gak lagi cukup," tutur dokter Johan.

Nyeri dada juga bisa saja terjadi meski tidak melakukan aktivitas berat. Menurut dokter Johan, kondisi itu patut dicurigai sebagai serangan jantung. Akan tetapi, serangan jantung biasanya disertai dengan gejala khas lainnya. Pada intinya, serangan jantung itu juga disebabkan karena adanya sumbatan di pembuluh darah.

"Kalau nyeri dada akibat serangan jantung biasanya dibarengi dengan gejala lain seperti sesak napas, nyeri dada, keringat dingin, rasa seperti terkecik dan munculnya lama bisa 15-20 menit sampai 1 jam. Kalau sudah serangan jantung sebenarnya terlambat karena sumbatan sudah ada," ujarnya.

Baca Juga: Dokter Tifa Sarankan Anies Pindah Amerika untuk Selamatkan Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI