Suara.com - Puteri Indonesia 2002 Melanie Putria mengaku memiliki penyakit rhinitis alergi yang apabila sedang kambuh rasanya sangat menyiksa. Tapi di sisi lain, ibu satu anak ini juga merupakan seorang pelari maraton yang kerap terekspos dengan udara luar, bahkan polusi.
Rhinitis alergi adalah peradangan pada membran yang melapisi hidung sebagai reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh terhadap alergen (pemicu alergi). Kondisi ini bisa dipicu oleh debu, tungau, hingga serbuk sari.
Dengan kondisi rhinitis alergi yang sewaktu-waktu bisa kambuh, diakui Melanie sangat menyiksanya apalagi sebagai pelari dirinya harus latihan rutin selama berjam-jam per hari.
"Kalau ada polusi udara pastinya membatasi saya beraktivitas di laur riangan. Sedangkak saya pelari maraton, saya latihan lari bisa lebih dari 2 jam sehari. Jadi latihan itu butuh aktivitas luar ruangan, sungguh sangat bosan kalau hanya laridi treadmill," ujar Melanie dalam acara Indonesian Pharmacy Expo and Conference (IPEC) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (25/5/2024).
Baca Juga: 4 Alasan Kenapa Orang Suka Maraton Drakor daripada Nonton saat On Going, Kamu Tim Mana?
Sadar dengan kondisi alerginya bisa sangat menganggu aktivitas sehari-hari, terlebih jika sedang kambuh gejalanya bisa berupa bersin berulang kali, meler, tenggorokan gatal, hidung gatal, batuk, mata merah, gatal, berair, hidung tersumbat, hingga kelelahan.
Alhasil, cara Melanie mencegah rhinitis alerginya kambuh yaitu dengan langkah antisipasi sebaik mungkin. Salah satunya memperhatikan kebersihan rumah, melengkapi furnitur rumah dengan air purifier hingga melindungi anak dengan disiplin memakai masker, apalagi kondisi tersebut bisa menular pada orang lain.
"Kalau sudah di luar ruangan tidak bisa dikendalikan itu sesuatu yang sulit, tapi jik kita bisa berupaya menjaga anak-anak sendiri. Tapi kalau kondisi anak-anak bangun tidur udah mulai bersin-bersin, mata berair. Kalau sudah terjadi saya konsul ke apoteker," jelas Melanie.
Di sisi lain, apa yang dialami Melanie dibenarkan Apoteker dr. apt. Lusy Noviani, MM. Ia mengatakan lantaran cuaca di Indonesia tidak menentu, berganti antara panas dan hujan bisa meningkatkan risiko alergi. Ini karena udara dan angin jadi tidak menentu, yang akhirnya menganggu sistem pernapasan seperti rhinitis alergi.
"Banyak orang meras ini penyakit ringan. Tapi kalau dilihat revalensinya di Indonesia, secara kegiatan sehari-hari performanya itu menganggu, karena tetiba batuk atau hidung berair terus, terus menangis terus, pasti ini menganggu sekali," jelas dr. Lusy.
Baca Juga: Berusia 92 Tahun, Mathea Allansmith Cetak Rekor sebagai Pelari Maraton Wanita Tertua di Dunia
Tapi sayangnya banyak orang salah mengira rhinitis alergi ini sebagai flu atau pilek, padahal berbeda. Alhasil, tidak sedikit orang yang salah mengonsumsi obat. Padahal jika terlalu rumit ke dokter, masyarakat bisa menemui apoteker untuk melakukan assesment melalui quesioner untuk melihat apakah flu atau rhinitis alergi.
"Sebenarnya saya flu atau alergi? Untuk mengetahunya datang ke apoteker, mereka punya quesioner, untuk melihat self diagnosis, jadi bisa melihat rhinitis alergi atau bukan. Agar minum obatnya nggak salah, kalau salah nanti alerginya semakin berat," pungkas dr. Lusy.