Suara.com - Konten kreator Resty Ibrahim alias Teh Resty ungkap cara agar kepala tetap sejuk saat ibadah haji di Mekkah. Apalagi saat musim haji pada Juni 2024 mendatang Arab Saudi sedang dilanda musim panas, bahkan diprediksi gelombang panas alias heatwave.
Melalui akun Instagram pribadinya @resty.ibrahim_ dilihat suara.com, Sabtu (25/4/2024), ia menyarankan jemaah haji untuk bawa kain kanebo atau kain lap sintetis yang mampu menyerap air dalam jumlah besar.
Menurut Resty, kain lap kanebo layak dibawa jamaah haji saat pergi ke Tanah Suci. Ini karena kain itu bisa membuat kepala lebih sejuk. Apalagi saat melakukan tawaf atau berkeliling Mekkah dan Madinah untuk ibadah haji kepala akan langsung terpapar sinar matahari.
"Kanebo ini teteh gunakan untuk menghalau panas. Ketika melaksanakan ibadah haji, karena bulan Juni nanti di sana (Arab Saudi) puncak-puncaknya musim panas, jadi ini berfungsi banget untuk menghalau panas," ujar Resty.
Baca Juga: Tiba di Jedah Hari Ini, Calon Haji Indonesia Gelombang II Langsung Jalani Umrah Wajib
Adapun suhu di Mekkah selama musim ibadah haji atau pada Juni 2024 berkisar antara 35 hingga 45 derajat celcius. Sedangkan umumnya di Indonesia, suhu panas akan sangat terasa bisa sudah mencapai kisaran 37 hingga 42 derajat celcius.
Sehingga menggunakan kanebo yang sudah dibasahkan di kepala saat haji, kata Resty bisa bantu membuat kepala tetap sejuk sehingga lebih nyaman saat melakukan proses ibadah haji.
"Caranya basuh kanebo pakai air, terus sesudah dibasuh, jangan diperas ya. Dilebarkan lalu disimpan di atas kepala. Ini kerasanya nyess (sejuk banget), adem banget. Kerasanya lembap banget walaupun di luar panas," ujar Resty.
Selanjutnya, agar kain kanebo tidak jatuh bisa dilapisi topi saat beribah. Adapun jenis topi yang digunakan bisa berupa bucket hat.
"Ini selain topinya keren, menutupi dan menghalau kiri kanan panas. Di depan dan terus juga di atas kepalanya dikasih kanebo, mantap banget. ibadah khusyuk menghalau panas," pungkas Resty.
Baca Juga: Harta Berlimpah Dirut Garuda Irfan Setiaputra: Isi Garasinya 4 Mobil Senilai Rp2 Miliar
Di sisi lain, cuaca panas ekstrem bukan hanya bisa mengganggu kenyamanan saat beribadah haji, tapi juga bisa berdampak pada kesehatan. Ini karena suhu panas bisa membuat kinerja tubuh jadi tidak maksimal, karena mudah kekurangan cairan saat beraktivitas.
Melansir Hello Sehat, Gelombang panas atau heatwave adalah kenaikan suhu udara berkepanjangan hingga mencapai 5 derajat celcius dan dapat terjadi selama beberapa hari berturut-turut. Umumnya di Indonesia, suhu panas akan sangat terasa bisa sudah mencapai kisaran 37 hingga 42 derajat celcius.
Adapun penyebab cuaca panas menyengat selain tingginya paparan sinar matahari, bisa juga disebabkan karena tekanan tinggi di atmosfer bergerak masuk dan mendorong udara hangat ke tanah. Udara di sekitar permukaan bumi akan bertambah panas seiring bertambahnya tekanan.
Berikut ini sederet dampak Kesehatan karena cuaca panas yang perlu diwaspadai:
1. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Suhu tinggi akibat gelombang panas bisa membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak keringat daripada biasanya. Tanda yang dehidrasi bisa dirasakan saat tubuh merasa kelelahan, mulut kering, haus yang meningkat, hingga frekuensi buang air kecil berkurang.
2. Gangguan pernapasan
Seseorang bisa alami radang tenggorokan sehingga batuk saat cuaca panas menyengat, ini karena perubahan suhu ekstrem yang mengganggu sistem imunitas karena tubuh harus beradaptasi terhadap perubahan suhu secara drastis.
3. Heatstroke
Heat stroke atau sengatan panas dapat terjadi saat tubuh tidak mampu mendinginkan diri setelah mengalami kenaikan suhu tubuh secara drastis, di luar batas toleransi tubuh. Gejalanya meliputi demam hingga 40 derajat celcius, keringat berlebih, mual dan muntah, hingga ruam dan kemerahan.
4. Gangguan kardiovaskular
Cuaca panas dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan jantung. Suhu tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan memperbesar beban kerja jantung.
5. Masalah kulit
Paparan terus-menerus pada sinar matahari dan keringat berlebih dapat menyebabkan iritasi kulit, ruam panas, dan bahkan luka bakar matahari. Bakteri dan jamur juga dapat berkembang biak lebih mudah pada kulit yang lembab, menyebabkan infeksi kulit seperti dermatitis.