Ruben Onsu Hanya Tidur Maksimal 3 Jam Sehari, Padahal Ini Alasan Tubuh Perlu Istirahat Cukup

Selasa, 21 Mei 2024 | 16:29 WIB
Ruben Onsu Hanya Tidur Maksimal 3 Jam Sehari, Padahal Ini Alasan Tubuh Perlu Istirahat Cukup
Ruben Onsu ditemui di kawasan Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023). [Adiyoga Priyambodo/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi kesehatan Ruben Onsu tengah disorot setelah presenter tersebut pingsan di tengah program acara televisi di Majalengka beberapa hari lalu. Ruben pun dibawa ke rumah sakit terdekat, kemudian dipindahkan ke RS swasta di Jakarta. Sang istri Sarwendah mengatakan kalau suaminya mengalami dehidrasi dan juga kelelahan.

Padatnya pekerjaan serta kurang istirahat diduga jadi pemicu menurunnya kesehatan Ruben. Presenter 40 tahun itu memang pernah mengaku kalau dirinya sering kurang istirahat lantaran jam tidur yang kurang. Hal itu terungkap saat ia ngobrol bareng dengan Melaney Ricardo beberapa waktu lalu.

"Apalagi ya soal jam tidur, tiga jam itu gue udah paling lama, itu udah istimewa. Jadi harus kembali bekerja, ngeluh enggak, cuma ada sesekali waktu bilang cape ya," ungkap Ruben seperti diunggah ulang dalam akun TikTok @agathaendang123.

Waktu tidur Ruben Onsu jelas sangat kurang dari aturan ideal kesehatan. Sebab, istirahat juga diperlukan tubuh untuk meregenerasi sel-sel yang rusak agar badan tetap prima.

Baca Juga: Takut Masuk Penjara, Akun TikTok yang Angkat Isu Hubungan Terlarang Sarwendah dan Betrand Peto Minta Maaf

Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, saat terletap, otak akan membersihkan racun-racun tidak berguna yang terbentuk selama tubuh beraktivitas seharian. Tidur disebut juga sebagai salah satu istirahat terbaik bagi tubuh agar dapat mengembalikan energi.

Memiliki kondisi tidur yang baik juga menjadi salah satu indikator kesehatan fisik dan psikis yang sehat. Kondisi tidur yang sehat ditentukan oleh dua hal, yaitu kuantitas tidur dan kualitas tidur. Kedua faktor ini harus dimiliki seseorang dengan seimbang. Sehingga, tidur yang berkualitas tidak hanya tentang lamanya waktu terlelap.

Menurut Kemenkes RI, tidur yang berkualitas dihubungkan dengan kondisi tidur yang dapat membuat tenang dan terpulihkan ketika bangun. Mengukur kualitas tidur sedikit berbeda dengan kuantitas tidur. Secara umum, kualitas tidur yang baik ditentukan oleh karakteristik berikut ini:

  1. Bisa tertidur segera setelah berada di tempat tidur atau memposisikan diri untuk tidur, dalam waktu 30 menit atau kurang.
  2. Dapat tidur sepanjang malam, jikalau terbangun di tengah tidur tidak lebih dari sekali per malam.
  3. Dapat memiliki kuantitas tidur dengan jumlah jam yang disarankan sesuai dengan kelompok usia.
  4. Dapat tertidur kembali dalam waktu sekitar 20 menit jika terbangun.
  5. Merasa beristirahat dengan tenang, pulih, penuh, dan berenergi saat bangun di pagi hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI