Mengenal Deep Brain Stimulation, Prosedur Bedah Untuk Mengurangi Gejala Parkinson Pada Penderita Tahap Awal

Dinda Rachmawati Suara.Com
Selasa, 21 Mei 2024 | 14:41 WIB
Mengenal Deep Brain Stimulation, Prosedur Bedah Untuk Mengurangi Gejala Parkinson Pada Penderita Tahap Awal
Ilustrasi penderita parkinson (freepik/freepik.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Parkinson merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang menghantui masyarakat di Indonesia. Mengapa demikian? Sebab saat ini Indonesia tergolong negara aging population di mana sekitar 13% populasinya berusia lebih dari 60 tahun yang rawan terkena Parkinson.

Penyakit ini muncul karena adanya proses penuaan pada sistem saraf di otak saat zat dopamin yang dihasilkan terus mengalami penurunan hingga 30%. Menurut Saman Zafar & Sridhara S.Yaddanapudi (2023) dari National Library of Medicine, menyebutkan bahwa setiap 1% orang berusia di atas 60 tahun terkena Parkinson.

Namun, seiring berjalannya waktu dan umur seseorang, penuaan sistem saraf pun terus mengalami kemunduran dan bisa terjadi mulai pada usia 50, 40, hingga usia 30 tahun. Selain itu, faktor lingkungan, polusi, gaya hidup juga memiliki andil seseorang terkena penyakit Parkinson.

"Secara teori, sebesar 15% penyakit Parkinson dipengaruhi dari faktor genetik. Namun, dengan pemahaman secara medis yang semakin baik mengenai pengaruh genetik dalam penyakit Parkinson, genetik dapat menjadi menjadi faktor yang bisa menurunkan penyakit Parkinson," ujar dr. Rocksy Fransisca V. Situmeang, Sp.N, dokter spesialis saraf RS Siloam Lippo Village Tangerang.

Baca Juga: Kondisi Kesehatan Ruben Onsu Memburuk, Akui Makin Sering ke Dokter

Ilustrasi Pasien Parkinson (Dok. Istimewa)
Ilustrasi Pasien Parkinson (Dok. Istimewa)

Parkinson kata merupakan penyakit yang memang tidak bisa dicegah namun kita dapat meminimalkan terkena Parkinson dengan memperbaiki pola hidup kita.

Lebih lanjut, dokter yang merupakan lulusan Universitas Indonesia ini menyebutkan jika mengonsumsi makanan bergizi, air putih yang cukup, buah dan sayur yang alami (tanpa pestisida) dapat memininalisir terkena penyakit Parkinson.

"Selain itu, penting juga untuk menjaga lingkungan tetap bersih sehingga kualitas udara di sekitar tetap terjaga. Satu lagi yang tidak kalah penting, tingkat stres juga dapat memengaruhi seseorang terkena Parkinson. Oleh karena itu, perlu untuk terus mengontrol emosi pada diri kita sendiri dan menghindari hal-hal yang dapat memicu stres kita naik," kata dia.

Jenis Pengobatan pada Parkinson

Menambahkan informasi dari dr. Rocksy mengenai jenis pengobatan pada Parkinson, dr. Frandy Susatia, Sp.S, RVT yang merupakan salah satu dokter spesialis saraf di RS Siloam Kebon Jeruk mengungkap, selain obat-obatan dan terapi, Deep Brain Stimulation (DBS) juga bisa membantu.

Baca Juga: Mengenal Pompa LVAD, Prosedur Khusus Untuk Membantu Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Gagal Jantung

Menurut dr. Frandy, DBS adalah sebuah prosedur bedah yang ditujukan untuk mengurangi gejala Parkinson yang tidak terkontrol dengan obat-obatan. Proses ini melibatkan penanaman elektroda tipis ke dalam area otak yang bertanggung jawab akan kontrol gerakan. 

Elektroda tersebut dihubungkan dengan sebuah perangkat. Pemilihan pas yang sesuai dan evaluasi yang cermat diperlukan untuk memastika

Penggunaan DBS kata dia biasanya dilakukan tahap awal seseorang menderita Parkinson agar penyakit tersebut tidak bertambah parah dan mencapai maksimal benefit dari alat tersebut.

"Jika DBS dilakukan pada pasien tingkat lanjut Parkinson, terdapat risiko tinggi dalam operasi, kualitas hidup pasien juga sudah menurun (tidak bisa bergerak, tidak bisa menelan)," tambah dr. Frandy.

Lebih lanjut lagi, dr. Frandy menjelaskan bahwa terdapat tiga tujuan DBS yang perlu diketahui, yaitu:

a. Mengurangi komplikasi motorik: Ketika pasien sudah mengalami susah bergerak atau menggunakan motoriknya, DBS bisa menjadi opsi solusi agar efek komplikasi motorik akibat Parkinson berkurang.

b. Mengurangi dosis obat yang dikonsumsi: Seseorang yang menderita Parkinson tentunya memiliki obat-obatan yang rutin untuk dikonsumsi. Penggunaan obat-obatan dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan efek samping bagi pasien, sehingga dengan adanya DBS diharapkan penggunaan obat-obatan dapat berkurang. 

c. Mengatasi tremor: Salah satu ciri penderita Parkinson adalah tremor meskipun tidak semua tremor mengarah ke penyakit Parkinson. Dengan dipasangnya DBS, pasien Parkinson dapat mengatasi tremor sehingga kualitas hidup bisa lebih baik.

Pada umumnya, perawatan Parkinson memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan kerja sama antara dokter, terapis fisik, terapis okupasi, serta tim medis yang komprehensif. Setiap pasien Parkinson memiliki kebutuhan khusus, maka itu penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang memiliki spesialisasi dalam pengobatan Parkinson untuk menentukan strategi pengobatan yang terbaik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.

Grup RS Siloam merupakan grup rumah sakit swasta yang memiliki kelengkapan lengkap dalam penanganan kasus penyakit Parkinson. Tenaga medis yang profesional, terampil, dan didukung oleh peralatan medis yang canggih, membuat RS Siloam menjadi salah satu pilihan utama ketika seseorang terkena penyakit Parkinson. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI