Hipertensi Bikin Hidup Susah? 3 Langkah Mudah Ini Solusinya!

Selasa, 21 Mei 2024 | 11:17 WIB
Hipertensi Bikin Hidup Susah? 3 Langkah Mudah Ini Solusinya!
Ilustrasi hipertensi (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seseorang dengan hipertensi lebih berisiko sakit jantung, stroke, gagal ginjal hingga kebutaan karena tekanan darah tinggi merusak retina. Lantas, kalau sudah hipertensi bagaimana cara mengatasinya?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital Cibubur, dr. Gerald Toreh, SpPD-FINASIM mengatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala, sehingga disarankan periksa tekanan darah secara rutin.

"Agar terhindar dari komplikasi darah tinggi, pemantauan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk mendeteksi hipertensi sejak dini. Tekanan darah normal adalah sekitar 140/90 mmHg," ujar dr. Gerald melalui keterangan yang diterima suara.com, Selasa (21/5/2024).

Tekanan darah tinggi, hipertensi (Pixabay/McRonny)
Tekanan darah tinggi, hipertensi (Pixabay/McRonny)

Menurut dr. Gerald, apabila hasil pemeriksaan tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHG dan diastolik melebihi 90 mmHg maka orang tersebut sudah disebut hipertensi, sehingga wajib mengelola tekanan darahnya agar tidak terus melonjak.

Baca Juga: Gelombang Panas Mengancam Jemaah Haji, Dokter Ingatkan Pengidap Hipertensi Harus Waspada

Ada beberapa langkah penanganan hipertensi, yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Penggunaan obat

Bila seseorang dengan hipertensi sudah diberikan obat oleh dokter, maka obat itu harus rutin dikonsumsi, yang ditujukan untuk menjaga kestabilan tekanan darah agar dapat terhindar dari komplikasi darah tinggi.

"Dokter mungkin meresepkan obat antihipertensi untuk membantu mengontrol tekanan darah," jelas dr. Herald.

2. Perubahan gaya hidup

Baca Juga: Kelimpungan Juga, Gedung Putih Tengah Berupaya Selamatkan Dokter Asal AS yang Terjebak di Gaza

Sebelum hipertensi mengganas dan menyebabkan komplikasi, maka orang tersebut harus segera mengubah gaya hidupnya jadi lebih sehat. Biasanya orang dengan hipertensi akan didampingi dokter gizi untuk memodifikasi gaya hidupnya.

"Perubahan gaya hidup ini meliputi gaya hidup sehat seperti diet rendah garam, olahraga, dan manajemen stres," paparnya.

3. Periksa tekanan darah rutin

Untuk memastikan hipertensi tidak semakin parah, dokter akan menyarankan pasien rutin menjalani pemeriksaan tekanan darah rutin. Sebaiknya dilakukan setelah bangun tidur pagi setiap hari, di jam dan waktu yang sama.

"Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala untuk memantau kondisi dan menyesuaikan pengobatan jika diperlukan," katanya.

Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, hipertensi jas putih. (Shutterstock)
Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, hipertensi. (Shutterstock)

Selain itu dr. Gerald juga mengingatkan makanan yang dikonsumsi setiap hari bisa sangat mempengaruhi tekanan darah tinggi. Contohnya garam berlebihan bisa menyebabkan retensi air dan meningkatkan tekanan darah.

Lalu ada juga makanan olahan seperti makanan kalengan, daging olahan, dan makanan cepat saji mengandung garam tinggi bisa memicu hipertensi jika dikonsumsi terus menerus.

"Lemak jenuh dan trans yaitu makanan yang kaya lemak jenuh dan trans, seperti gorengan dan makanan cepat saji, dapat meningkatkan kolesterol dan tekanan darah. Ada juga bila konsumsi gula berlebihan terutama dalam bentuk minuman manis, dapat meningkatkan risiko obesitas dan hipertensi," pungkas dr. Gerald.

Perlu diketahui, menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya sekitar 7,5 juta orang meninggal akibat komplikasi hipertensi.

Sedangkan di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohor penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat dengan persentase 10,2 persen.

Data SKI 2023 menunjukkan bahwa 59,1 persen penyebab disabilitas gangguan penglihatan, pendengaran dan kemampuan berjalan pada penduduk berusia 15 tahun ke atas adalah penyakit yang didapat, di mana 53,5 persen penyakit tersebut adalah PTM, terutama hipertensi dengan angka mencapai 22,2 persen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI