Suara.com - Berdasarkan data dari Perkumpulan Urologi Indonesia tahun 2015, BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) atau pembesaran prostat jinak dialami pada sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun.
Jumlah ini terus meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun. Untuk mengatasinya biasanya pasien diharuskan untuk mengkonsumsi obat. Namun seringkali hal tersebut tidak mengalami perbaikan.
Hal ini dijelaskan Tim Dokter Spesialis Urologi Primaya Hospital PGI Cikini, dr. Egi E. Manuputty, Sp.U biasanya membutuhkan pembedahan. Sayangnya beberapa pasien juga tidak dapat menjalani tindakan pembedahan konvensional dengan teknik anestesi yang lebih dalam karena beberapa alasan.
Salah satunya adalah tetap ingin mempertahankan fungsi seksual terutama ejakulasi dan pasien BPH. Untuk itu, saat ini tindakan Rezum atau Terapi Uap Air bisa menjadi pilihan.
Baca Juga: Syarat Masuk Geng Tai yang Dihuni Anak Artis, Salah Satunya Dilecehkan Secara Seksual
"Pada Tindakan Rezum, anestesi diberikan dalam dosis yang lebih ringan bila dibandingkan dengan tindakan konvensional. Tindakan dimulai dengan endoskopi ke dalam saluran kemih, kandung kemih dan prostat," jelas dia dalam siaran pers yang Suara.com. terima.
Alat Rezum, lanjut dr. Egi akan mengalirkan energi dalam bentuk uap air yang terukur kekuatan dan dosisnya ke dalam jaringan prostat, sehingga dalam waktu berjalan jaringan prostat tersebut akan mengecil secara alamiah dan membuka sumbatan saluran kemih.
Pasien akan mulai merasakan hasilnya dua minggu hingga tiga bulan setelah Tindakan Rezum. Ini kata dia merupakan tindakan invasif minimal untuk penderita BPH. Tindakan ini dapat memperbaiki keluhan, membuka sumbatan dan mengurangi volume jaringan prostat akibat BPH, sesuai untuk volume prostat lebih dari 30 ml.
"Tindakan Rezum dapat dijadikan sebagai pilihan karena memiliki masa rawat yang lebih singkat, risiko kontraktur yang lebih rendah dan tidak ada jaringan yang diangkat," ucapnya lagi.
Saat ini, tindakan Rezum telah dapat dilakukan di Primaya Hospital PGI Cikini. Selain layanan kuratif, ruman sakit ini juga dilengkapi teknologi advanced lainnya seperti MRI Prostat Multi-Parametrik yang bermanfaat untuk mendeteksi dini keganasan di dalam jaringan prostat.
Baca Juga: Aturan Baru Sub Penyalur BBM Subsidi: Harga Bensin Eceran Bakal Terdampak?
Jika terdapat indikasi dari pemeriksaan MRI Prostat Multi-Parametrik, pasien dapat melanjutkan tindakan MRI US Fusion Transperineal Prostate Biopsy atau lebih dikenal dengan biopsi prostat dengan panduan robotik untuk mengambil sampel jaringan prostat yang kemudian dapat dianalisa apakah jaringan prostat tersebut jinak atau ganas.
CEO Primaya Hospital Group, Leona A. Karnali menyampaikan tindakan Terapi Uap Air Rezum yang merupakan salah satu layanan terbaru dari Layanan Urologi Primaya Hospital.
"Ini merupakan bukti komitmen kami untuk senantiasa bertumbuh dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Besar harapan kami kerjasama ini dapat mendukung pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dokter khususnya dokter spesialis di Indonesia," tutup dia.