Gelombang Panas Mengancam Jemaah Haji, Dokter Ingatkan Pengidap Hipertensi Harus Waspada

Sabtu, 18 Mei 2024 | 09:30 WIB
Gelombang Panas Mengancam Jemaah Haji, Dokter Ingatkan Pengidap Hipertensi Harus Waspada
Sejumlah jamaah haji menggunakan payung untuk melindungi diri dari teriknya sengatan sinar matahari saat melakukan wukuf di Padang Arafah, Selasa (27/6/2023). [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bertepatan dengan Hari Hipertensi Sedunia atau World Hypertension Day yang jatuh pada 17 Mei setiap tahunnya, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.N memperingatkan 2 kesalahan jemaah haji dengan hipertensi yang berisiko mengancam nyawa.

Seperti diketahui saat ini nyaris di seluruh dunia sedang dilanda gelombang panas atau heatwave, sehingga udara yang terasa lebih panas dan menyengat dari pada biasanya. Kondisi ini juga terjadi di Mekkah, Arab Saudi padahal dalam waktu dekat bakal memasuki musim haji.

Heatwave adalah kenaikan suhu udara berkepanjangan hingga mencapai 5 derajat celcius dan dapat terjadi selama beberapa hari berturut-turut. Umumnya suhu panas akan sangat terasa bisa sudah mencapai kisaran 37 hingga 42 derajat celcius.

Pekerja melindungi tubuh dari terik matahari menggunakan payung saat berjalan di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (21/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pekerja melindungi tubuh dari terik matahari menggunakan payung saat berjalan di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (21/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

dr. Eka bercerita dirinya yang tahun lalu baru saja menyelesaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah, kerap melakukan pendampingan terhadap jemaah haji yang sakit. Apalagi ia mendapati banyak jemaah haji yang sudah berusia lansia dan memiliki riwayat hipertensi.

Baca Juga: Kesaksian Jemaah Haji Makassar Usai Sempat Naik Pesawat Garuda yang Mesinnya Terbakar

Dokter spesialis saraf di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita itu mengatakan kesalahan pertama jemaah haji yaitu banyak yang alami kekurangan cairan atau dehidrasi karena tidak cukup minum yang membuat kondisinya mudah drop. Apalagi suhu di Arab Saudi cenderung lebih panas dibanding di Indonesia.

"Saya ikut awasi teman-teman, kalau di sana itu konsumsi air, jangan minum tunggu haus," ujar dr. Eka dalam acara diskusi kampanye #BeatHypertension2024 Tropicana Slim di Jakarta Barat, Jumat (17/5/2024).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal (130/80 mmHg atau lebih)

Dokter yang juga jadi bagian dari Indonesia Society of Hypertension (InaSH) ini memahami banyak jemaah enggan minum dengan alasan khawatir harus bolak-balik ke toilet karena ingin buang air kecil sehingga menganggu proses ibadah haji.

Inilah sebabnya, dr. Eka menyarankan alih-alih minum banyak air sekaligus, lebih baik minum air dengan jumlah yang sedikit tapi rutin per satu jam sekali. Dengan cara ini dr. Eka meyakini, jemaah haji tidak akan terlalu sering pergi ke toilet.

Baca Juga: Miris, Biaya Haji dan Umroh Capai Rp100 Triliun Per Tahun Tapi Jamaah Indonesia Tak Punya Hotel dan Katering Sendiri

Apalagi dr. Eka memahami jika jemaah haji reguler kerap kesulitan karena harus serba mengantri, dari mulai pergi ke toilet, mengambil makanan hingga mengambil stok air minum.

"Jadi palkng penting buat jamaah jangan minum pas haus aja, pokoknya reguler minum dikit-dikit, nggak akan kencing-kencing. Minum berkala itu agar terhidrasi, kemaren banyak yang meninggal karena dehidrasi," jelas dr. Eka.

Adapun kesalahan kedua jemaah haji, khususnya orang dengan hipertensi kerap abai saat berada di Tanah Suci Mekkah, salah satunya tidak patuh mengkonsumsi obat hipertensi. Atau bahkan kesalahan terbesarnya yaitu tidak membawa obat hipertensi saat persiapan berangkat ke Tanah Suci Mekkah.

"Kalau dia hipertensi merasa kalau pergi haji nggak perlu minum obat karena anggapan akan sembuh. Itu jamaah harus tahu, saya selalu bilang setiap akan berangkat obat nggak boleh berhenti, bawa obatnya hipertensi dan di sana nggak boleh capek," papar dr. Eka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI