Minuman Serat untuk Diet, Aman Gak Sih Diminum Tiap Hari? Ini Kata Dokter Gizi

Sabtu, 11 Mei 2024 | 19:20 WIB
Minuman Serat untuk Diet, Aman Gak Sih Diminum Tiap Hari? Ini Kata Dokter Gizi
Ilustrasi sajian minuman serat, jus. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teknologi pangan semakin maju, salah satunya kini sedang tren minuman serat yang kerap jadi andalan orang yang sedang diet dan menurunkan berat badan. Aman tidak ya kalau dikonsumsi setiap hari?

Minuman fiber atau minuman serat adalah minuman yang mengandung serat pangan yang tinggi. Biasanya digunakan untuk membuat tubuh kenyang lebih lama, sehingga nafsu makan tidak melonjak drastis.

Dokter Spesialis Gizi Dermaster Clinic Indonesia, dr. Christopher Andrian, M.Gizi,Sp.GK menjelaskan jika minuman serat cara kerja selaiknya vitamin, yakni suplemen serat tambahan untuk menunjang kebutuhan gizi sehari-hari. Khususnya bisa makanan yang dikonsumsi cenderung rendah serat.

Ilustrasi minuman serat, jus sayuran, jus hijau (Pixabay/marijana1)
Ilustrasi minuman serat, jus sayuran, jus hijau (Pixabay/marijana1)

"Lihat lagi komposisinya, kalau lihat minuman serat itu suplementasi fiber atau serat, tambahan serat. Kalau kita tidak bisa dapat serat di makanan sehari-hari, buat bantu pup lebih lancar, itu serat, boleh-boleh aja," ujar dr. Christopher saat memperkenalkan perawatan Dermagne di Dermaster Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Juga: 7 Tips Jitu Diet Usai 'Gasak' Makanan dan Kue Kering Lebaran, Tak Perlu Pusing Badan Melar

Namun apabila dikonsumsi setiap hari untuk menurunkan berat badan, dr. Christopher mengingatkan untuk pejuang diet atau pasien diabetes harus tahu betul, apakah asupan minuman serta itu dibutuhkan tubuh. Apalagi banyak ditemukan minuman fiber justru tinggi gula.

"Tapi kita harus dilihat lagi, karena kadang-kadang ada beberapa suplementasi serat tinggi gula, jadi harus dilihat. Jangan sampai kita diet mau hindari gula, eh malah minuman suplemen serat yang tinggi gula," jelasnya.

Lebih lanjut, dr. Christopher menjelaskan pentingnya pejuang diet seperti pasien obesitas untuk melakukan pengecekan agar bisa benar-benar memahami kondisi tubuhnya. Termasuk kadar lemak, air, dan otot di tubuh, karena nantinya dokter gizi bisa menyesuaikan pola makan dan asupan makan yang tepat.

Apalagi kata dia, setiap pola makan untuk diet, jenis olahraga maupun asupan vitamin yang tepat untuk seseorang tidak bisa disamaratakan dan diterapkan kepada semua orang.

Salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan makanan yang sesuai tubuh bisa melalui tes genetik. Misalnya pada pemeriksaan Dermagene akan membantu pasien dan dokter pejuang diet menentukan gaya hidup yang sesuai. Termasuk memeriksa kebutuhan serat, karena faktor risiko penyakit genetik dari kedua orangtuanya.

Baca Juga: Turunkan Berat Badan dengan Nonton Film Horor, Memang Bisa?

Ilustrasi diet.(freepik.com/dianagrytsku)
Ilustrasi diet. (freepik.com/dianagrytsku)

"Bahkan tes genetik juga bisa membantu menghindari risiko serangan jantung dan juga diabetes. Mengetahui jenis dan durasi olahraga yang tepat serta waktu terbaik untuk melakukannya. Memahami sensitivitas terhadap makanan seperti laktosa, gluten, alkohol, dan kafein. Selain itu, memahami proses detoksifikasi dan hormonal setiap orang," pungkas dr. Christopher.

Kebutuhan serat harian menurut WHO

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengungkap kebutuhan serat sehari-hari yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan adalah sekitar 25 gram hingga 30 gram serat pada orang dewasa.

Serat adalah bagian penting dari pola makan sehat karena dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, mengendalikan kadar gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung dan obesitas. Jumlah kebutuhan serat dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan individu.

Adapun beberapa rekomendasi asupan makanan tinggi serat yang bisa dikonsumsi yaitu:

  1. Biji-bijian utuh seperti roti gandum utuh, oatmeal, beras merah, quinoa.
  2. Sayuran hijau meliputi ayam, brokoli, kacang polong, kubis, kacang panjang.
  3. Buah-buahan seperti apel, pir, jeruk, stroberi, blueberry, raspberry.
  4. Kacang-kacangan terdiri dari kacang hitam, kacang merah, kacang-kacangan, almond, walnut.
  5. Biji-bijian misalnya biji rami, biji chia, biji bunga matahari, biji labu.
  6. Kacang-kacangan terdiri dari kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau.
  7. Buah kering seperti kurma, kismis, plum kering.
  8. Ubi dan kentang yaitu ubi jalar, kentang, kentang manis.
  9. Produk susu bisa dengan makan yogurt rendah lemak, kefir.
  10. Sayuran akar seperti wortel, lobak, bit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI