Kemenkes Siapkan Lulusan Dokter Spesialis Bertaraf Internasional, Sekolahnya di Mana?

Rabu, 08 Mei 2024 | 13:33 WIB
Kemenkes Siapkan Lulusan Dokter Spesialis Bertaraf Internasional, Sekolahnya di Mana?
Ilustrasi Dokter (Freepik/Senivpetro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sedang mengembangkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) atau Hospital Based. Kemenkes menargetkan lulusan program ini memiliki kualitas setara internasional. Mutu dan kualitas program hospital based juga dijanjikan sama dengan lulusan PPDS berbasis universitas (university based).

“Hospital based ini program unggulan dari transformasi sumber daya kesehatan. Lulusannya harus berkualitas setara internasional. Harus sama juga dengan lulusan university based,” kata Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI drg. Arianti Anaya, MKM., dalam siaran persnya.

Pada program hospital based, Kemenkes melakukan upaya peningkatan produksi dokter spesialis, dengan lokasi pendidikan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama (RSP-PU). Tujuannya untuk mengisi kekosongan dokter serta pemerataan di daerah yang kekurangan dokter spesialis.

Ilustrasi dokter. (Pixabay/parentingupstream)
Ilustrasi dokter. (Pixabay/parentingupstream)

Arianti menyatakan peserta calon dokter spesialis yang mengikuti program ini diutamakan berasal dari Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK), yakni luar Pulau Jawa. Sehingga setelah lulus, mereka dapat mengabdi di daerah terpencil yang masih kekurangan dokter spesialis.

Baca Juga: Kerap Terima Keluhan Kurangnya Dokter Spesialis, Jokowi: Ini Jadi PR Besar

“Sasaran utama pesertanya, pertama dari Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan, DTPK ya, daerah tertinggal atau terjauh. Kedua, Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berada dari DTPK. Dengan tujuan, kalau PNS di daerah Jawa kan dia tidak bisa mengabdi kembali ke Pulau Jawa, karena Pulau Jawa tingkat rasio dokter spesialisnya sudah terlalu tinggi. Ketiga, prioritas juga untuk non-PNS, terutama dari DTPK," ujar Arianti. 

 Keistimewaan bagi peserta PPDS non-PNS, yakni mereka akan menjadi PNS di DTPK masing-masing setelah lulus.

“Untuk mutu, tentunya menjaga mutu yang sama dengan semua center pendidikan spesialis yang universitas (university based). Itu pasti sama karena standar yang digunakan sama. Standar yang menyusunnya kolegium, jadi sama,” lanjut Arianti. 

Secara khusus, poin utama program hospital based bertujuan mempercepat pemenuhan jumlah dokter spesialis, mendistribusikan dokter spesialis ke seluruh pelosok Indonesia agar penempatan tidak hanya terkonsentrasi di pulau jawa, dan mencetak dokter spesialis berkualitas internasional.Program PPDS berbasis RSP-PU akan berjalan bersama dengan PPDS yang saat ini sudah berjalan di universitas. 

Batch Awal Penerimaan PPDS Hospital Based

Baca Juga: Waspada! Kemenkes Ungkap Jumlah Kasus DBD Tembus 76 Ribu Sepanjang Tahun 2024

Grand Launching PPDS berbasis RSP-PU akan dilaksanakan pada 6 Mei 2024. Kemenkes menyiapkan Sistem informasi seleksi dan rekrutmen dengan pra registrasi akan dibuka bulan ini. Info selengkapnya akan diumumkan melalui portal SATUSEHAT SDMK melalui situs https://satusehat.kemkes.go.id/sdmk. 

Rekrutmen bersifat terbuka, tetapi diutamakan untuk para peserta yang berasal dari Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Penempatan daerah prioritas atau lokus peserta setelah menyelesaikan pendidikan akan ditetapkan oleh Kemenkes sesuai perencanaan kebutuhan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, jumlah kuota penerimaan peserta PPDS Hospital Based Batch 1 sebanyak 38 orang. Terdapat 6 RS milik Kemenkes yang sudah ditunjuk sebagai RSP-PU Pilot atau percontohan untuk program studi dokter spesialis, di antaranya:

  1. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita: program studi jantung (6 kuota)
  2. RS Anak dan Bunda Harapan Kita: program studi anak (6 kuota)
  3. RS Ortopedi Soeharso: program studi orthopaedi dan traumatologi (10 kuota)
  4. RS Mata Cicendo: program studi mata (5 kuota)
  5. RS Pusat Otak Nasional: program studi saraf (5 kuota)
  6. RS Kanker Dharmais: program studi onkologi radiasi (6 kuota)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI