Heboh Kasus TTS Diduga Efek Samping Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Pakar

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:00 WIB
Heboh Kasus TTS Diduga Efek Samping Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Pakar
Ilustrasi Vaksin Covid-19.(Unsplash/towfiquy barbiquy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belum lama ini, muncul laporan adanya efek samping thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) yang menyebabkan pembekuan darah setelah penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Tercatat sebanyak 51 kasus di Inggris telah diajukan ke Pengadilan Tinggi.

Adanya efek samping ini membuat masyarakat Indonesia yang menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca menjadi khawatir alami hal serupa. Meski demikian, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI), Prof. Hindra Irawan Satari, mengatakan bahwa KIPI biasanya terjadi antara 4-42 hari setelah vaksin disuntikkan. Oleh sebab itu, jika ada TTS di Indonesia, kemungkinan besar terjadi bukan karena vaksin.

“Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) bila ditemukan penyakit atau gejala antara 4 sampai 42 hari setelah vaksin disuntikkan. Kalaupun saat ini ditemukan kasus TTS di Indonesia, ya pasti bukan karena vaksin Covid-19 karena sudah lewat rentang waktu kejadiannya,” jelas pria yang kerap disapa Prof. Hinky itu, dikutip dari rilis Kemenkes, Kamis (2/5/2024).

“Namanya trombosis, pembuluh darah membeku. Kalau terjadi di otak muncul gejala pusing, di saluran cerna mual, di kaki pegal. Kalau jumlah trombositnya menurun, ada perdarahan, biru-biru di tempat suntikan, ya, itu terjadi, tapi 4-42 hari setelah vaksin. Kalau sekarang terjadi, ya kemungkinan besar terjadi karena penyebab lain, bukan karena vaksin,” sambungnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak Lagi, Yuk Buruan Suntik Vaksin Dosis Kelima, Gratis!

Di sisi lain, sebelum digunakan, vaksin AstraZeneca juga sudah melalui berbagai tahap uji klinis sebelum diedarkan.Oleh sebab itu, vaksin yang diberikan pasti sudah mendapat izin edar dengan berbagai uji klinis yang dilakukan.

“Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulai uji klinis tahap 1, 2, 3 dan 4 termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar. Dan pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar” kata Prof. Hinky.

Sementara itu, sejauh ini tidak ada laporan adanya TTS setelah pemakaian vaksin AstraZeneca. Berdasarkan pengamatan Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPOM, setelah penggunaan vaksin sejak 2021, tidak ada gejala parah atau TTS yang dialami masyarakat terkait vaksin Covid-19.

“Selama setahun, bahkan lebih, kami amati dari Maret 2021 sampai Juli 2022. Kami lanjutkan lebih dari setahun karena tidak ada gejalanya, jadi kami lanjutkan beberapa bulan untuk juga supaya memenuhi kebutuhan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menyatakan ada atau tidak ada keterkaitan. Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca,” jelas Prof. Hinky lebih lanjut.

Meski demikian, jika ada masalah kendala yang dialami pasca imunisasi, Prof. Hinky menyarankan untuk segera ke faskes terdekat untuk mendapat penanganan lebih lanjut dan diketahui penyebabnya. Namun, untuk TTS yang terjadi di Inggris, sampai saat ini di Indonesia belum ada laporan kasus tersebut karena vaksin Covid-19.

Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus Saat Libur Natal dan Tahun Baru, Bepergian Wajib Vaksin Covid-19?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI