Suara.com - Ria Ricis tengah senang karena berhasil mengajarkan anaknya Moana tidak lagi mengisap jari. Dia mengatakan kalau anaknya memang sering kali mengisap jari ketika merasa haus. Namun, lantaran belum paham dalam berkomunikasi untuk meminta minum, Moana malah mengisap jarinya.
Youtuber 28 tahun itu mengaku butuh waktu lama untuk membimbing Moana agar lepas dari kebiasaannya itu.
"Setelah sekian lama berhasil buat dia gak isap jari walaupun tengah malam. Kmrn tiba2 dia ga nangis. Haus malah isap jari " curhat Ria Ricis pada Instagram story pribadinya, dikutip Rabu (1/5/2024).
Ria Ricis juga mengajarkan anaknya cara meminta minum apabila merasa haus. Hal tersebut dia lakukan agar Moana tak lagi mengisap jari.
Baca Juga: Siapa Nikmatul Rosidah? TKW Plus YouTuber Sukses Disebut Jadi Tetangga Cindy Fatika Sari di Kanada
"Jangan isap jari, ya. Jadi kalau haus bilangnya apa?" tanya Ria Ricis kepada Moana.
"Bu, mam (makan)," jawab Moana.
"Iya boleh, boleh mam, boleh susu," timpal Ria Ricis lagi.
Selain mengisap jari termasuk kebiasaan yang jorok, tindakan itu juga sebenarnya bisa merusak tatanan gigi anak yang masih dalam proses tumbuh. Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, anak yang suka mengisap jari ke dalam mulut dapat menimbulkan tekanan yang tidak diinginkan pada gigi dan jaringan lunak sekitar.
Kebiasaan itu memicu terjadinya permasalahan gigi geligi dan rahang berupa perubahan pola pertumbuhan rahang, lengkung gigi, jaringan pendukung gigi, posisi gigi depan dan rahang tampak maju serta munculnya gigitan terbuka sehingga dibutuhkan penanganan lanjut oleh dokter gigi.
Tingkat keparahan hubungan gigi geligi dan rahang akibat kebiasaan buruk ini dipengaruhi oleh 3 faktor antara lain, durasi atau jangka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kebiasaan buruk, frekuensi yang menunjukkan berapa kali dalam sehari kebiasaan buruk dilakukan, dan intensitas yang dinilai dari seberapa kuat kebiasaan buruk dilakukan apalah dalam kategori ringan, sedang atau berat.
Untuk perawatan psikologis misalkan berupa kecemasan atau stres pada balita atau anak, dokter gigi dapat berkolaborasi dengan psikolog untuk mengatasinya.
Alat untuk membantu menghilangkan kebiasaan buruk menggigit jari dapat berupa alat ortodontik yang dipasang cekat atau lepasan. Pada alat cekat hanya bisa dipasang dan dilepas oleh dokter gigi, sedangkan alat lepasan dapat dilepas dan pasang oleh pasien atau dengan bantuan orangtua pasien.
Prinsip alat ini adalah membuat jari yang dihisap menjadi tidak nyaman. Alat ini dimasukkan ke dalam mulut pasien, memiliki bentuk spesifik dan membutuhkan kontrol rutin dalam kurun waktu tertentu ke dokter gigi untuk evaluasi, pengecekan alat dan memantau kemajuan perawatan.