Pekerja Kantoran Harus Tahu, 4 Cara Bawa Tas Kerja yang Benar Agar Tidak Pegal-pegal

Jum'at, 26 April 2024 | 17:33 WIB
Pekerja Kantoran Harus Tahu, 4 Cara Bawa Tas Kerja yang Benar Agar Tidak Pegal-pegal
Nyeri atau sakit punggung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak pekerja kantoran tidak sadar postur tubuhnya tidak seimbang karena cara membawa tas yang keliru. Kebiasaan ini akhirnya membuat tubuh lebih mudah lelah, termasuk menyebabkan badan pegal setelah bangun tidur.

Fakta ini dibenarkan Senior Therapist Klinik Meditar, Krisnawan Priyanka yang sudah berpengalaman melayani terapi masalah fungsi dan gerak tubuh. Ia menjelaskan banyak pasien pekerja muda yang datang ke klinik tempatnya bertugas, mengalami sakit pinggang dan leher.

"Kebanyakan orang yang dateng ke sini itu pekerja dan kebanyakan paling sakit leher dan pinggang. Usia yang datang itu kebanyakan usia 30 hingga 40 tahun," ujar Krisnawan melalui keterangan yang diterima suara.com, Kamis (25/4/2024).

Ilustrasi nyeri punggung (Freepik.com)
Ilustrasi nyeri punggung (Freepik.com)

Krisnawan yang juga seorang fisioterapis ini menjelaskan kondisi ini dialami pekerja muda bukan hanya kebiasaan lama menatap ponsel dan laptop, tapi juga disebabkan cara membawa tas ke kantor yang salah. Hasilnya kerja beban otot leher dan bahu jadi lebih berat untuk menopang kepala.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Beri Panduan Singkat Terlindungi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian

Berikut ini tips membawa tas kerja yang benar untuk mencegah sakit leher dan pinggang yang perlu diperhatikan:

1. Hindari pakai tas bahu

Dibanding lelaki, tas jenis ini lebih sering dipakai perempuan dengan alasan lebih stylish dan kekinian. Namun tas ini tidak disarankan Krisnawan karena bisa menyebabkan skoliosis, karena beban di dua bagu tidak seimbang.

"Jadi kalau bisa sebenarnya kalau bawa tas jangan di satu sisi aja, tapi dua-duanya. Karena biasanya kalau cewek di satu sisi aja,akibatnya salah satunya turun jadi skoliosis, jadi ototnya tidak balance antara kanan dan kiri," ujar Krisnawan yang baru saja membuka Klinik Meditar cabang kedua di Kepala Gading pada 24 April 2024 lalu.

2. Disarankan pakai tas punggung

Baca Juga: Alasan Kartika Putri Bisa Punya Koleksi Tas Branded, Warganet Cap: 'Humble Brag' Terdeteksi

Meski cenderung lebih tidak stylish dibanding tas bahu, namun memakai tas punggung atau bag pack lebih menyehatkan postur tubuh karena beban isi tas terbagi di dua sisi bahu sehingga menurunkan risiko skoliosis atau tulang belakang melengkung ke samping.

Fakta ini juga dibenarkan Guru Besar Terapi Tradisonal Tiongkok metode Tit Tar, Master Chris Leong yang mengatakan penggunaan tas bahu membuat banyak perempuan mengalami sakit kepala sebelah atau migrain karena beban kedua bahu tidak seimbang.

"Kalau untuk perempuan pakai tas bahu di satu sisi, yang membuat mereka sakit kepala migrain, itu karena handbag terlalu berat di salah satu sisi bahu," ujar Master Chris Leong yang juga Brand Ambassador Klinik Meditar.

3. Pakai tas di sisi bergantian

Menurut Krisnawan, jika masih tetap bersikukuh menggunakan tas bahu atau shoulder bag untuk bekerja disarankan dipakai bergantian di kedua bahu. Sehingga jika berangkat bekerja memakai tas di bahu kanan, maka saat pulang bisa menggunakan bahu kiri.

"Atau kalau nggak bisa pakai bag pack bisa dipakai di sisi bergantian atau diletakkan di tangan dan digenggam. Tapi metode gengam ini juga sebaiknya tidak lama, karena bisa menyebabkan trigger finger," jelas Krisnawan.

4. Tidak bawa beban terlalu banyak

Master Chris Leong juga menjelaskan penting untuk memperhatikan berat isi tas yang dibawa, karena intensitasnya yang lama ditambah berat beban tas bisa menyebabkan sakit pinggang meskipun sudah menggunakan bag pack atau tas punggung. Sehingga disarankan tidak membawa beban tas lebih dari 5 kilogram.

Hal ini juga dibenarkan Krisnawan yang mengungkap fakta banyak pasien datang untuk meminta tindakan Tit Tar, yakni terapi tradisional dari Tiongkok yang sekilas nyaris sama seperti chiropractic dari Amerika Serikat, atau masyarakat Indonesia lebih mengenalnya dengan tindakan mengkretek tulang.

Hanya saja bedanya metode Tit Tar di Klinik Meditar tidak bisa berdiri sendiri karena dipadukan dengan metode modern dan tradisional. Bahkan pasien tidak bisa datang asal-asalan, karena harus lebih dulu berkonsultasi dengan pakar medis, seperti dokter dan fisioterapis tersertifikasi sehingga memiliki dasar medis sebelum menjalani tindakan.

Adapun fisioterapi yang juga perlu dilakukan sebelum dilakukan metode Tit Tar yaitu bisa berupa shockwave, ultrasound, exercise, dry needling, dan sebagainya. Sedangkan terapi tradisinal Tiongkok yang tersedia diantaranya bone setting, acupuncture, moxibustion, dan cupping.

"Jadi sebelum dikretek akan dicek dulu dengan bone setting, untuk dilihat posisi postur tubuhnya yang dicocokan dengan keluhan yang dialami pasien, seperti gejala saraf kejepit dan skoliosis ringan. Tapi kita juga tidak akan melakukan penanganan bila kondisi pasien tidak memungkinkan seperti sedang tidak sehat," pungkas Krisnawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI