Hati-hati! Dokter Spesialis Anak Akui Usai Lebaran Makin Banyak Kasus ISPA di Poli Anak

Senin, 22 April 2024 | 17:04 WIB
Hati-hati! Dokter Spesialis Anak Akui Usai Lebaran Makin Banyak Kasus ISPA di Poli Anak
Ilustrasi anak sakit (Freepik/freepik
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter spesialis anak akui usai lebaran Idul Fitri saat ini terjadi peningkatan kasuk batuk pilek pada anak yang datang ke rumah sakit. Kondisi ini terjadi karena tingginya kasus ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) di Indonesia.

Kondisi ini dirasakan langsung Dokter Spesialis Anak, dr. Melia Yunita, M.Sc.,Sp.A saat berpraktik di Poli Anak. Ia mengatakan kasus ISPA dengan gejala batuk pilek merupakan 5 penyakit keluhan teratas yang paling sering ditemukan.

"Bapil (batuk pilek) itu jadi 5 teratas di Poli Anak. Angka bapil meningkat banget, aku nggak pernah nemuin anak nggak pernah sakit bapil," ujar dr. Melia dalam acara peluncuran Bodrexin Flu & Batuk PE Dry Syrup di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2024).

ISPA adalah infeksi virus, bakteri atau bahkan jamur pada saluran pernapasan baik atas maupun bawah. ISPA umumnya mempengaruhi hidung, tenggorokan dan saluran udara.

Baca Juga: Polusi Udara Masih Merajalela, Dokter Berikan Tips Pertolongan Pertama Saat Anak Kena ISPA

ilustrasi anak sakit (pexels/Mart Production)
ilustrasi anak sakit (pexels/Mart Production)

dr. Melia menjelaskan, alasan anak atau bayi lebih rentan terserang ISPA kerana sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang dengan sempurna. Terlebih jika tinggal di perkotaan dengan kualitas buruk, anak lebih sering demam, batuk pilek bahkan hingga sesak napas.

Sehingga meski virus maupun jenis bakteri yang menginfeksi sama dengan orang dewasa, tapi akan sangat berbeda jika terkena pada tubuh anak karena gejalanya bisa lebih berat.

"Imunitas anak baru lahir newborn semua organ belum matang, paru dan sistem imunnya belum maksimal. Jadi kita harus ekstra hati-hati jaga anak-anak kita, virus atau bakteri bisa berbeda kalau kena si kecil," papar dr. Melia.

Inilah sebabnya dr. Melia berpesan untuk tidak sembarang mengajak anak bepergian saat sedang mengalami gejala seperti demam, batuk dan pilek. Bahkan orangtua harus berjaga dengan menyediakan obat di rumah dan mengukur suhu tubuh anak.

"Jadi dicek pakai pengukur suhu tubuh jangan pakai tangan, kalau sudah lebih dari 38 derajat baru boleh deh minum obat, tapi kalau kurang dari itu dikompres juga cukup, selama anak dalam pemantauan kondisinya," pungkas dr. Melia.

Baca Juga: 4 Reminder Ini Bikin Kamu Tenang Saat Menghadapi Anak Sakit, yuk Terapkan!


Berikut ini cara mencegah anak jatuh sakit dan tertular virus maupun bakteri dari teman atau orang lain, yang perlu diperhatikan orangtua:


1. Mencuci tangan dengan rutin


Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah bersin atau batuk.2. Menjaga kebersihan lingkungan

Pastikan area di sekitar anak bersih, termasuk mainan, meja, dan permukaan yang sering disentuh. Bersihkan secara teratur dengan disinfektan untuk membunuh kuman dan virus.

3. Hindari kontak dengan orang sakit

Batasi kontak anak dengan orang yang sedang sakit, terutama jika mereka memiliki gejala seperti batuk, pilek, atau demam.

4. Menjaga imunisasi yang rutin

Pastikan anak mendapatkan imunisasi yang dianjurkan oleh dokter anak. Imunisasi dapat membantu melindungi anak dari penyakit yang serius.

5. Mengajarkan etika bersin dan batuk yang baik

Ajarkan anak untuk menutup mulut dan hidung mereka dengan siku bagian dalam atau tisu saat mereka bersin atau batuk, dan untuk tidak menyentuh wajah mereka setelahnya tanpa mencuci tangan.

6. Menjaga kesehatan tubuh

Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup, makan makanan yang sehat, dan berolahraga secara teratur. Tubuh yang sehat akan lebih mampu melawan infeksi.

7. Hindari kebiasaan berbagi barang pribadi

Ajarkan anak untuk tidak berbagi botol minum, sendok, garpu, atau barang pribadi lainnya dengan teman-teman mereka, karena hal ini dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.

8. Hindari tempat yang ramai dan berkerumun

Hindari membawa anak ke tempat-tempat yang ramai dan berkerumun, terutama jika ada wabah penyakit sedang terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI