Ruben Onsu Idap Empty Sella Syndrome Hingga 48 Kali Tes Kesehatan, Sesulit itu Didiagnosis?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 22 April 2024 | 13:09 WIB
Ruben Onsu Idap Empty Sella Syndrome Hingga 48 Kali Tes Kesehatan, Sesulit itu Didiagnosis?
Ruben dan Jordi Onsu. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ruben Onsu baru-baru ini tengah menjalani serangkaian pengobatan karena mengalami Empty Sella Syndrome, penyakit langka yang disebabkan oleh kelenjar pituitari yang mengecil atau tertekan di bawah otak.

Ruben Onsu pun tidak mau setengah-setengah menjalani pengobatan. Bahkan belum lama ini, ia sampai puluhan kali tes kesehatan karena merasa ada yang janggal.

"Ada yang memang saya curigai, makanya saran dokter harus melalui 48 kali tes kesehatan," kata Ruben Onsu ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat (19/4/2024).

Ruben Onsu dan Jordi Onsu (Instagram/@jordionsu)
Ruben Onsu dan Jordi Onsu (Instagram/@jordionsu)

Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah penyakit Empty Sella Syndrome memang sulit didiagnosis hingga butuh puluhan kali? 

Baca Juga: Berantem Hebat sampai Cuekin Ruben Onsu, Perlakuan Jordi Onsu ke Sarwendah Terungkap

Seperti diketahui, Empty Sella Syndrome terkait dengan kelenjar pituitari yang mengecil atau tertekan di bagian tengkorak yang disebut sella turcica.

Meskipun namanya "sella kosong," pada kenyataannya, sella turcica bisa terisi cairan serebrospinal (CSF) sebagian atau seluruhnya, dan kelenjar pituitari bisa lebih kecil atau bahkan tidak terlihat pada tes pencitraan.

Sindrom sella kosong sulit didiagnosis karena biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Jika dokter mencurigai kamu mengidapnya, mereka akan memulai dengan pemeriksaan fisik dan meninjau riwayat kesehatan.

Meski sulit didiagnosis karena sering tanpa gejala, sindrom ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan fisik dan pemindaian seperti CT scan atau MRI scan.

Hasil pemindaian akan menunjukkan apakah seseorang menderita sindrom sella kosong sebagian atau total. Sella yang terisi kurang dari setengah oleh CSF dan kelenjar pituitari dengan ketebalan 3-7 mm menunjukkan sindrom sella kosong parsial. Sedangkan lebih dari separuh terisi CSF dan kelenjar pituitari dengan ketebalan 2 mm atau kurang menunjukkan sindrom sella kosong total.

Baca Juga: Ruben Onsu Berseteru dengan Adiknya, Sarwendah Bagikan Momen Keakraban Thania dan Thalia dengan Jordi Onsu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI