Suara.com - Orangtua sering tidak menyadari memberi makanan manis berlebihan pada anak. Padahal, menurut praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dampak buruk yang dapat terjadi akibat konsumsi gula yang berlebihan pada bayi.
Ia menjelaskan, bahwa bayi belum bisa membedakan rasa makanan. Konsumsi gula berlebihan bisa membuatnya pemilih dalam makanan. Banyak makanan manis yang diberikan orangtua pada bayi kurang sehat, misalnya bubur bayi instan.
Bubur bayi instan yang diklaim sehat sering kali memiliki kandungan nutrisi yang berbeda dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) alami. Proses produksi panjang bisa mengurangi nutrisi atau menambahkan pengawet dan perasa buatan. MPASI alami tetap yang terbaik untuk anak usia 6-24 bulan.
Jika ingin memberi rasa manis, madu alami boleh digunakan tetapi tidak untuk bayi di bawah satu tahun. Gula boleh diberikan pada bayi di atas enam bulan setelah ASI eksklusif dengan takaran yang sesuai.
Baca Juga: Pemerintah Naikkan Harga Gula Jadi Rp 17.500/Kg
“Ini sangat merugikan bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Bayi sangat membutuhkan berbagai nutrisi penting guna pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama saat ia berusia di bawah satu tahun,” kata Ngabila.
Orangtua harus memperhatikan asupan gizi bayi. Pemberian gula berlebihan bisa menyebabkan masalah seperti penolakan ASI, kebiasaan makan buruk, kerusakan gigi, dan potensi hiperaktif.
Konsumsi gula berlebih bisa meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan hiperaktivitas. Hormon insulin yang tinggi bisa membuat bayi menjadi lemas dan tidak aktif. Selain itu, risiko obesitas dan diabetes di usia dini juga meningkat.
“Pemberian gula secara berlebihan juga menghindarkan anak dari terkena obesitas, diabetes di usia dini yang menyebabkan menumpuknya kalori dalam tubuh,” ujarnya yang kini menjabat sebagai Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari.
Baca Juga: Pemerintah Secara Sembunyi Naikkan Harga Gula Jadi Rp 17.500/kg