Apa Benar Paramex Berisiko Anemia Aplastik, Penyakit Mendiang Babe Cabita? Begini Penjelasannya

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 19 April 2024 | 14:57 WIB
Apa Benar Paramex Berisiko Anemia Aplastik, Penyakit Mendiang Babe Cabita? Begini Penjelasannya
Kemasan Paramex Dulu vs Sekarang - Apa Benar Paramex Berisiko Anemia Aplastik? (X/tanyarl)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan ini tengah ramai di X tentang unggahan foto terkait efek samping obat sakit kepala yang berisiko dapat memicu anemia aplastik. Pertanyaannya, apa benar Paramex beresiko anemia aplastik? 

Dalam unggahan yang viral itu, ada salah satu foto kemasan obat sakit kepala yakni Paramex yang membandingkan kemasan dulu dan saat ini.

Sebagai informasi, penyakit anemia aplastik sendiri sedang ramai jadi pembahasan masyarakat usai artis Babe Cabita dinyatakan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Lantaran beredarnya informasi itu, netizen pun banyak yang merasa khawatir mengonsumsi Paramex. 

Diketahui dalam foto kemasan dulu, disebutkan bahwa efek samping penggunaan Paramex dalam dosis besar dan jangka lama bisa membuat kerusakan hati. Sementara itu di kemasan saat ini, ada tambahan efek samping yakni berisiko terkena penyakit anemia aplastik dan diskrasia darah. 

Baca Juga: Guru Besar Besar Ilmu Penyakit Dalam Jelaskan Kondisi Anemia Aplastik, Penyakit yang Dialami Babe Cabita

"Kindly reminder utk teman2 semuanya, jangan terlalu sering konsumsi obat ini yaaa. sender perhatiin ternyata keterangan efek sampingnya ditambahin, berisiko anemia aplastik. Kalo minum obat yg beredar di pasaran, mohon dibaca semua keterangannya utk jaga2 ya," demikian bunyi unggahan @tanyakanrl di media sosial X. 

Apa Benar Paramex Berisiko Anemia Aplastik? 

Menanggapi pertanyaan apa benar Paramex beresiko anemia aplastik Kepala Biro Kerja Sama dan Humas BPOM RI, Noorman Effendi mengungkapkan penambahan risiko efek samping terkait pada Paramex sebenarnya sudah sesuai dengan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Hal ini telah dilakukan ketika pihaknya melakukan perpanjangan izin edar atau pendaftaran ulang pada tanggal 5 November 2020. BPOM sebelumnya telah mengevaluasi obat sakit kepala yang marak beredar di pasaran itu.

Sehingga pada akhirnya, penambahan risiko anemia aplastik sebagai efek samping obat perlu dicantumkan dalam kemasan. Walaupun kejadian kasus risiko penyakit ini karena mengkonsumsi Paramex frekuensinya tergolong jarang, 1 kasus per 1 juta pengguna.

Baca Juga: Divonis Sakit Anemia Aplastik, Babe Cabita Sempat Ingin Berobat ke Malaysia

Sementara itu, kandungan propyphenazon awalnya juga pernah dilaporkan karena berhubungan dengan anemia aplastik. Kini BPOM telah memastikan zat tersebut aman untuk dikonsumsi sepanjang sesuai dengan indikasi, dosis, hingga aturan pakai. 

Oleh karenanya, masyarakat dihimbau untuk mengonsumsi obat-obatan itu sesuai dengan aturan dan dosis sebagaimana yang tertera pada kemasan. Selain itu, menggunakan obat ini tidak boleh terus-terusan lebih baik dalam jangka pendek. 

Obat seperti Paramex ini tergolong dalam kategori obat bebas terbatas (tanda lingkaran biru). Meskipun sudah lazim digunakan masyarakat untuk mengurangi sakit kepala dan sakit gigi atau berfungsi analgesik, tapi risikonya tetap harus diperhatikan. 

Lebih lanjut, Noorman mengatakan bahwa hingga saat ini juga tidak ada laporan terkait kasus anemia aplastik yang terjadi di Indonesia usai mengonsumsi Paramex atau obat yang dicurigai mengandung zat terkait. 

Namun apabila gejala atau keluhan yang dirasakan usai memakai obat tidak kunjung mereda, dianjurkan untuk segera melakukan pengobatan langsung ke tenaga kesehatan atau pelayanan medis suapay mendapatkan tindakan lebih lanjut. 

Terlepas dari kasus anemia aplastik yang sedang viral ini, BPOM RI kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk melakukan CEK KLIK BPOM. Ini dilakukan dengan melihat kemasan, label, izin edar, hingga tanggal kedaluwarsa produk obat yang dibeli. 

Nah, itu tadi penjelasan tentang apa benar Paramec beresiko anemia aplastik. Kesimpulannya, BPOM RI menegaskan bahwa obat sakit kepala itu aman dikonsumsi selagi sesuai dengan aturan. Semoga bermanfaat!

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI