Guru Besar Besar Ilmu Penyakit Dalam Jelaskan Kondisi Anemia Aplastik, Penyakit yang Dialami Babe Cabita

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 11 April 2024 | 12:53 WIB
Guru Besar Besar Ilmu Penyakit Dalam Jelaskan Kondisi Anemia Aplastik, Penyakit yang Dialami Babe Cabita
Potret Kenangan Babe Cabita bareng Istri (Instagram/@babecabiita)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa, (9/4/2024), setelah berjuang melawan penyakit anemia aplastik yang dialaminya. Berbeda dengan anemia biasa, anemia aplastik merupakan penyakit yang berat karena bisa mengakibatkan organ tubuh lain mengalami masalah.

Hal ini dijelaskan oleh Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Zubairi Djoerban. Ia menjelaskan jika anemia aplastik membuat seseorang kekurangan sel-sel darah.

"Salah satu komika berbakat Babe Cabita diketahui meninggal dengan riwayat penyakit anemia aplastik. Apa yang terjadi pada tubuh seseorang jika memiliki anemia aplastik? Pertama-tama begini, di dalam sirkulasi darah kita itu ada sel darah merah, sel darah putih, sel trombosit, dan lainnya. Nah ketika seseorang memiliki anemia aplastik, ketiga sel tersebut berkurang. Hemoglobinnya rendah sehingga pasien memiliki anemia atau kurang darah," tuturnya di akun media sosial X.

Kondisi ini membuat leukosit pasien anemia aplastik sangat rendah. Hal yang sama juga terjadi pada trombosit. Satu-satunya cara untuk mendiagnosis anemia aplastik adalah dengan melakukan pemeriksaan sumsum tulang.

Baca Juga: Meninggal Dunia karena Anemia Aplastik, Ini Profil Babe Cabita

"Saat pemeriksaan, nanti akan ditemukan bahwa sel-sel yang akan menjadi sel darah merah itu kurang banget. Demikian pula cikal bakal sel darah putih dan trombosit, ada namanya megakariosit serta yang lainnya itu juga rendah. Intinya jumlah sel dalam sumsum tulang belakang kurang banget. Seringkali kurang dari 25% dari seharusnya," paparnya lagi.

Dampak dari kekurangan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit ini mengakibatkan pasien anemia aplastik rentan mengalami lemah, pusing, dan sulit melakukan aktivitas fisik. Tak hanya itu, pasien juga lebih rentan terserang penyakit infeksi.

"Kemudian karena leukositnya rendah maka pasien akan mudah infeksi. Kalau terinfeksi agar sukar mengobatinya dengan antibiotik karena sel darah putih yang rendah," terang pakar hematolo dan onkologi ini lagi.

Prof Zubairi menjelaskan gejala anemia aplastik yang paling mudah terlihat adalah adanya bintik-bintik di kulit mirip DBD. Gejala lain meliputi mimisan, perdarahan gusi, hingga BAB berdarah.

"Untuk terapinya sendiri anemia aplastik dapat terdiri dari perawatan suportif, transfusi darah, terapi imunosupresif, stimulan sumsum tulang, atau transplantasi sel hematopoietik (hematopoietic cell transplantation/HCT)," terangnya.

Baca Juga: Istri Babe Cabita Ungkap Perasannya Ditinggal Pergi Selamanya Oleh Suami

Potret Kenangan Babe Cabita bareng Istri (Instagram/@fatiyw)
Potret Kenangan Babe Cabita bareng Istri (Instagram/@fatiyw)

Babe Cabita Meninggal Dunia, Sahabat Kehilangan

Babe Cabita meninggal dunia akibat penyakit anemia aplastik. Komika 34 tahun ini wafat di RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa (9/4/2024).

Oki Rengga menjadi satu di antara sahabat yang memantau kondisi Babe Cabita. Selama bolak-balik rumah sakit, bintang film Agak Laen itu sudah tiga kali menjenguk.

Terakhir di Rumah Sakit Mayapada, Oki Rengga membawa teman-teman komika yang berasal dari Sumatera Utara. Ia hendak memberikan semangat buat sahabatnya sembuh.

Setelah pertemuan tersebut, kondisi Babe Cabita di Minggu malam justru drop. Tapi Oki Rengga tak berpikir buruk karena pertemuan terakhir mereka, sang komika menunjukkan tanda membaik.

"Aku dikabarin lagi, 06.38 Babe sudah enggak ada. Ya sudah, aku enggak bisa ngomong apa-apa," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI