Babe Cabita Idap Anemia Aplastik Sebelum Meninggal, Apa Bedanya dengan Anemia Biasa?

Selasa, 09 April 2024 | 22:02 WIB
Babe Cabita Idap Anemia Aplastik Sebelum Meninggal, Apa Bedanya dengan Anemia Biasa?
Potret Kenangan Babe Cabita bareng Istri (Instagram/@babecabiita)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar duka menyelimuti industri hiburan Indonesia, Komika Babe Cabita meninggal dunia karena mengidap penyakit langka Anemia Aplastik. Berita ini membuat netizen penasaran bedanya penyakit tersebut dengan anemia biasa.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital Permata Hijau, dr. Muhammad Pranandi, Sp.PD menjelaskan baik anemia biasa maupun anemia aplastik yang diderita Cabe Cabita sama-sama penyakit gangguan atau kelainan darah. Namun khusus anemia, jadi kondisi yang paling banyak dan paling sering ditemui di dunia.

Anemia adalah kondisi ketika darah tidak memiliki sel darah merah sehat yang cukup. Anemia disebabkan kurangnya sel darah merah atau sel darah merah yang tidak berfungsi di dalam tubuh, alhasilIn aliran oksigen berkurang ke organ tubuh.

Potret Kenangan Babe Cabita bareng Istri (Instagram/@fatiyw)
Potret Kenangan Babe Cabita bareng Istri (Instagram/@fatiyw)

"Kondisi ini terjadi akibat adanya penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga dapat menyebabkan terganggunya penyaluran nutrisi dan oksigen ke seluruh sel-sel tubuh dan dapat menimbulkan beberapa gejala seperti cepat lelah, sakit kepala, pusing, berdebar-debar dan sesak nafas," ujar dr. Pranandi melalui keterangannya kepada suara.com, Selasa (9/4/2024).

dr. Pranandi mengingatkan, anemia sebuah penyakit yang berdiri sendiri, tapi suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Sehingga kesimpulannya anemia disebabkan karena adanya gangguan pembentukan sel darah merah.

"Sedangkan sel darah merah ini di produksi oleh sumsum tulang. Tapi saat sumsum tulang belakang mengalami gangguan lalu seseorang kehilangan darah akibat perdarahan, tapi malah terjadi proses penghancuran sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis)," jelas dr. Pranandi.

Di sisi lain, anemia aplastik merupakan salah satu jenis anemia yang terjadi akibat kegagalan dari sumsum tulang untuk memproduksi komponen sel darah seperti sel darah merah atau seluruh komponen darah. Adapun komponen darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

"Hal ini terjadi saat tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru yang tentunya berdampak pada tubuh menjadi mudah serta rentan terhadap infeksi ataupun pendarahan yang tidak terkontrol," terangnya

Adapun kondisi anemia aplastik dikatakan penyakit langka, karena hanya terjadi berkisar 2 hingga 6 kasus per 1 juta penduduk pertahunnya dengan insiden terjadi laki-laki terhadap perempuan 1:1.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Babe Cabita Tanyakan Ketentuan Zakat Profesi hingga Hukum Asuransi

Meskipun anemia apastik ini terjadi pada semua kelompok usia, puncak kejadiannya kerap terjadi pada usia 15 hingga 25 tahun dan usia diatas 60 tahun. Selain itu, anemia aplastik juga diklasifikasikan menjadi tiga yaitu anemia aplastik sangat berat, anemia apalstik berat dan anemia aplastik tidak berat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI