7 Cara Cegah Gendut saat Lebaran, Padahal Ramadan Berat Badan Turun

Senin, 08 April 2024 | 09:25 WIB
7 Cara Cegah Gendut saat Lebaran, Padahal Ramadan Berat Badan Turun
Ilustrasi berat badan naik (Freepik/jcomp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama ungkap cara mencegah gendut setelah lebaran Idulfitri. Apalagi setelah satu bulan puasa Ramadan berhasil 'membersihkan' tubuh alias detoksifikasi, termasuk di antaranya menghempas lemak membandel.

Seperti diketahui menu lebaran Idulfitri di Indonesia cukup tinggi lemak, gula, dan garam dengan berbagai camilan seperti nastar, kue hingga menu berat seperti opor ayam, rendang dan sayur dengan kandungan santan. Alhasil, sederet makanan ini bisa menambah kadar lemak dan membuat tubuh lebih gemuk alias gendut.

Berikut ini cara mencegah gendut setelah lebaran menurut dr. Ngabila, berdasarkan keterangan yang diterima suara.com, Senin (8/4/2024).

1. Berbagi dengan orang lain

Baca Juga: Waspada Uang Palsu Jelang Lebaran! Ini Tips Cara Cegah dan Mengenalinya

Ilustrasi berat badan naik (Freepik/rawpixel.com)
Ilustrasi berat badan naik (Freepik/rawpixel.com)

Alih-alih menikmati banyak makanan seorang diri atau dengan anggota keluarga terbatas, maka tidak ada salahnya berbagi makanan lebaran tersebut dengan orang lain. Cara ini bisa mengurangi porsi makan atau agar makanan tidak terbuang sia-sia.

"Berbagi nikmat makanan dan minuman dengan saudara, kerabat, dan orang sekitar kita. Insya Allah berkah. Bisa dilakukan mulai sebelum lebaran agar dapat berguna untuk orang lain," ujar dr. Ngabila

2. Tidak makan berlebihan

dr. Ngabila menyarankan alih-alih makan sedikit jenis makanan dengan porsi yang besar, lebih banyak mencoba berbagai jenis makanan dengan porsi sedikit. Tujuannya untuk menghilangkan rasa penasaran, sehingga sekadar menyicipi.

"Hindari banget makanan yang banyak mengandung gula, garam, lemak seperti santan, minyak, mentega, tepung, kue, minuman berkemasan, soda dan lain-lain," paparnya.

Baca Juga: LIVE STREAMING: H-2 Lebaran, Situasi Terkini Arus Mudik di Berbagai Wilayah

3. Tetap pakai panduan makan isi piringku

Cara paling mudah mengukur takaran makan, yaitu dengan konsep isi piringku. Alih-alih menempatkan karbohidrat lebih dulu dalam jumlah besar, dr. Ngabila menyarankan untuk mengisi piring lebih dulu dnegan sayur dan buah.

"Baru setengah porsi lainnya karbohidrat dan lauk pauk. Sayur dan buah upayakan bisa 5 porsi per hari ya, yaitu 3 kali saat makan besar dan 2 kali sebagai snack di antara makan besar," katanya.

4. Jangan lapar mata

Menurut dr.Ngabila banyak orang hanya sekedar melihat makanan tampak lezat di mata, tapi tidak terlalu lapar yang hasilnya malah membeli atau mengambil makanan terlalu banyak.

"Tahan mata, jangan lapar mata, emosi berlebihan dalam menyantap makanan. Karena kenikmatannya hanya sesaat saat di mulut saja," terangnya.

5. Setiap hari pantau berat badan

Dengan memantau berat badan setiap hari, maka akan lebih mudah mengontrol makanan masuk di hari tersebut, terlebih untuk mereka yang memiliki penyakit komorditas seperti hipertensi, gula darah, kolesterol dan sebagainya.

"Pantau berkala 3 hari sekali misalnya tekanan darah, gula darah, kolesterol darah secara mandiri, terutama untuk dewasa usia di atas 40 tahun," jelas kepala seksi pelayanan medik dan keperawatan RSUD Tamansari Jakarta tersebut.

6. Perbanyak aktivitas fisik

Saat merasa banyak makanan yang dikonsumsi saat lebaran, ia juga mengingatkan maka akan semakin banyak aktivitas fisik yang perlu dilakukan. Sehingga lebaran bukan jadi alasan tidak berolahraga.

"Makin banyak makanan yang dikonsumsi, perbanyak aktivitas fisik, kalau biasanya 6000 hingga 8000 langkah per hari, bisa dinaikkan jalan menjadi 10.000 langkah per hari," katanya.
 
"Bisa juga dengan melakukan senam peregangan di perjalanan atau lokasi mudik 2 jam sekali selama 10 hingga 15 menit, walau dengan posisi duduk," sambungnya.

7. Terapkan intermittent fasting

Jika saat hari raya tidak diperkenankan ibadah puasa, maka dr. Ngabila menyarankan untuk melakukan intermittent fasting atau pembatasan waktu makan. Misalnya tidak makan berat mengandung gula selama 12 hingga 14 jam termasuk di antaranya sudah dipotong waktu tidur.

"Hanya boleh minum air yang tidak manis pada jam 20.00 hingga 10.00. Atau jam 10.00 hingga 20.00 bisa makan lebih leluasa, membakar kalori lebih banyak, dan tetap batasi konsumsi gula, garam, lemak," jelas dr. Ngabila 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI