Rekomendasi Makanan Aman Disantap Pengidap Asam urat Saat Buka Puasa dan Sahur

Senin, 01 April 2024 | 07:54 WIB
Rekomendasi Makanan Aman Disantap Pengidap Asam urat Saat Buka Puasa dan Sahur
Ilustrasi Puasa - Doa Sahur Puasa Senin Kamis (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang yang mengidap asam urat tinggi bisa saja berpuasa selama Ramadan. Akan tetapi, ketika waktu berbuka dan sahur dianjurkan untuk menjaga sumber makanan yang dikonsumsi agar tidak menyebabkan lonjakan terhadao asam uratnya. 

Dokter spesialis penyakit dalam dr. Gladys Sudiyanto, Sp.PD., menyarankan kepada orang yang memiliki kadar asam urat tinggi untuk konsumsi makanan sahur dan berbuka puasa berupa makanan yang rendah purin. 

"Purin adalah protein yang memang secara alami dihasilkan oleh tubuh. Namun, purin di dalam tubuh dapat saja meningkat akibat asupan makanan yang tinggi purin," jelas dokter Gladys dalam keterangannya.

Selain itu, karena penderita asam urat tinggi harus menjaga berat badan idealnya, penting juga untuk memilih makanan yang tinggi serat, rendah lemak, dan mengandung protein tinggi.

Baca Juga: Duduk Satu Meja Bareng Jokowi dan Prabowo di Buka Puasa Istana, Airlangga Ngaku Bahas Ini

Berikut ini beberapa rekomendasi makanan yang baik dikonsumsi penderita asam urat saat sahur dan berbuka puasa:

Ilustrasi puasa. (istimewa)
Ilustrasi puasa. (istimewa)
  1. Protein, seperti ikan salmon, kedelai, dan telur.
  2. Buah dan sayur, seperti ceri, jeruk, stroberi, sayuran hijau. Walau beberapa sayuran hijau mengandung tinggi purin, penelitian menyebutkan hal ini tidak berdampak pada kandungan asam urat dalam tubuh dan punya manfaat yang lebih banyak.
    3. Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah serta roti dan pasta gandum utuh.
  3. Produk susu rendah lemak, seperti yogurt dan keju.

Sementara itu, minuman yang baik dikonsumsi oleh penderita asam urat saat sahur dan berbuka ialah air putih dan susu tanpa lemak (skimmed milk). Penting untuk mengkonsumsi air putih kurang lebih 2 liter setiap hari. Hal ini untuk mencegah terjadinya pemekatan kristal asam urat di ginjal sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya sakit asam urat di kemudian hari.

"Berpuasa bagi penderita asam urat sebenarnya boleh-boleh saja. Sebab, penelitian menyebutkan juga hampir tidak ada risiko yang signifikan untuk orang yang punya asam urat akan mengalami asam urat tinggi atau masalah ginjal akibat berpuasa. Namun, beberapa kondisi tertentu memang membuat Anda sebaiknya tidak perlu berpuasa," kata dokter Gladys.

Dia memberikan contoh, saat nyeri sendi sedang kambuh hingga menyebabkan nyeri yang sangat hebat, sebaiknya tidak berpuasa. Sebab, pada saat itu mungkin saja butuh minum obat. 

Menurut dokter Gladys, orang yang telah mengalami komplikasi berupa penyakit ginjal kronis akibat asam urat yang tinggi juga sebaiknya tidak berpuasa. Sebuah penelitian menunjukkan orang yang memiliki penyakit ginjal kronis stadium 3 mengalami perburukan fungsi ginjal akibat berpuasa.

Baca Juga: Tak Sengaja Telan Sisa Makanan Sahur yang Nyelip Di Gigi, Apakah Puasanya Batal?

"Kondisi itu bisa jadi disebabkan oleh kurangnya asupan cairan dan keseimbangan elektrolit yang terganggu selama berpuasa. Bukan cuma itu, penderita asam urat juga sebaiknya segera membatalkan puasanya jika muncul tanda-tanda dehidrasi," sarannya.
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI