Peneliti Ungkap Penyebab Kasus DBD Terus Meningkat, Karena Perubahan Iklim?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 29 Maret 2024 | 11:08 WIB
Peneliti Ungkap Penyebab Kasus DBD Terus Meningkat, Karena Perubahan Iklim?
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang menularkan virus dengue. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak awal tahun 2024 perlu menjadi perhatian serius. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut sudah ada lebih dari 35.000 kasus DBD yang terjadi sejak Januari, dengan 290 di antaranya meninggal dunia.

Kenaikan kasus DBD dari tahun ke tahun menjadi perhatian serius. Pakar dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengatakan salah satu penyebabnya bisa jadi karena suhu bumi yang semakin menghangat akibat pemanasan global (global warming).

"DBD ditemukan di iklim tropis dan sub-tropis. Iklim yang lebih hangat diyakini membantu nyamuk dan virus dengue berkembang biak lebih cepat, sementara musim hujan yang lebih panjang dan intens memberi kesempatan lebih banyak bagi nyamuk untuk berkembang biak," tulis laman resmi UNICEF.

Ilustrasi global warming. (Shutterstock)
Ilustrasi global warming. (Shutterstock)

Menghadapi libur Hari Raya Idul Fitri yang akan segera tiba, penting bagi masyarakat untuk memahami risiko DBD yang lebih tinggi selama periode ini. Perjalanan mudik dan kegiatan bersosialisasi dapat meningkatkan risiko penyebaran virus DBD. Oleh karena itu, penerapan langkah-langkah pencegahan, termasuk 3M Plus yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang menjadi sangat penting.

Baca Juga: 4 Fakta Soal Vaksin DBD di Indonesia, Kapan Bisa Diberikan Secara Gratis?

Langkah pertama adalah menguras tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, seperti bak mandi, ember, atau wadah lain yang mengandung air. Dengan menguras tempat-tempat ini secara teratur, kita dapat menghilangkan sarang nyamuk dan mengurangi populasi nyamuk pembawa virus DBD.

Langkah kedua adalah menutup wadah-wadah yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk, sehingga nyamuk tidak dapat mengaksesnya untuk bertelur. Hal ini termasuk menutup rapat-rapat bak mandi, menyegel tong-tong air, dan memastikan tidak ada tempat lain di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan.

Langkah ketiga adalah mendaur ulang barang-barang yang tidak terpakai yang dapat menampung air, seperti botol plastik atau kaleng bekas. Dengan mendaur ulang barang-barang ini, kita dapat menghindari terbentuknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.yang dapat menampung air, seperti botol plastik atau kaleng bekas. Dengan mendaur ulang barang-barang ini, kita dapat menghindari terbentuknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Selain langkah-langkah 3M Plus tersebut, juga penting untuk melakukan upaya pencegahan lainnya, seperti menggunakan kelambu saat tidur, mengenakan pakaian yang melindungi tubuh dari gigitan nyamuk, dan menggunakan obat anti-nyamuk.

Kolaborasi Alodokter dan Takeda Lawan DBD di Indonesia

Baca Juga: DBD Mewabah di Jakarta, Anggota DPRD DKI Ini Sarankan Tebar Ikan Lele di Saluran Air

Dalam upaya menyikapi ancaman demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia, PT Takeda Innovative Medicines dan Alodokter mengumumkan kemitraan strategis mereka. Kedua perusahaan ini bersatu dalam komitmen kuat untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat ini. Melalui kolaborasi ini, mereka tidak hanya berfokus pada penyuluhan kepada tenaga kesehatan dan masyarakat umum, tetapi juga melibatkan karyawan untuk memerangi penyebaran virus DBD.

Ilustrasi Vaksin DBD. (Pexels/Polina Tankilevitch)
Ilustrasi Vaksin DBD. (Pexels/Polina Tankilevitch)

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menekankan pentingnya pencegahan dalam menghadapi DBD. Kemitraan dengan Alodokter sebagai sumber informasi kesehatan terpercaya menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang penyakit ini serta cara pencegahannya.

"Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup. DBD terutama memberikan dampak pada populasi usia aktif, dan merupakan penyebab utama kematian bagi anak-anak. Perlindungan melalui vaksinasi direkomendasikan oleh asosiasi medis tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa," tuturnya dalam keterangan untuk wartawan.

Sementara itu, Suci Arumsari, Pendiri dan Presiden Direktur Alodokter, menyampaikan bahwa kesadaran akan DBD harus ditingkatkan secara lintas sektor. Alodokter tidak hanya berfokus pada penyediaan informasi kesehatan yang akurat, tetapi juga mendorong kesadaran individu dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan, seperti gerakan 3M Plus dan vaksinasi.

"Kami memastikan untuk senantiasa menjadi sumber informasi terpercaya, baik bagi tenaga kesehatan, maupun masyarakat umum, di mana seluruh materi yang kami keluarkan telah melalui proses verifikasi yang ketat dari para expert kami, termasuk di antaranya adalah materi terkait dengue atau DBD," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI