"Jadi untuk menambahkan kunci kesuksesan pengobatan, memerlukan diagnosis yang benar, karena nanti akan diberikan terapi dan pengobatan yang betul juga," imbuhnya.
Tidak hanya itu, masyarakat juga perlu mengetahui kanker rahim cenderung agresif dan cepat tumbuh dibanding sarkoma rahim yang lebih lambat.
"Jadi kalau sarkoma tumbuh lebih lambat dan hanya perlu operasi saja tanpa harus kemoterapi seperti kanker rahim, jadi pendekatannya berbeda," jelas dokter yang juga berpengalaman di bidang melanoma dan limfoma ini.
Adapun dari sisi pencegahan, kanker yang bisa dicegah dengan vaksin hanya kanker serviks dengan vaksin HPV. Vaksin mampu mencegah infeksi virus papiloma manusia (HPV) yang merupakan penyebab utama kanker serviks.
"Sedangkan untuk kanker rahim tidak ada metode terbukti yang bisa mencegahnya, begitu juga sarkoma. Sehingga untuk pencegahannya belum ada hingga saat ini," pungkas dr. Richard.