Suara.com - Beberapa waktu lalu heboh artis Indonesia, Alice Norin divonis kanker sarkoma. Sayangnya, masih sedikit informasi yang membahas soal salah satu kanker langka di dunia itu. Lantaran informasi yang sedikit, Alice Norin sampai rela berobat ke rumah sakit di Singapura untuk penanganan kanker yang membuat rahimnya harus diangkat.
Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre, Dr. Richard Quek mengatakan sarkoma seperti kanker sarkoma rahim termasuk dalam salah satu kanker langka, karena jumlahnya hanya 3 persen per tahun di dunia atau menyerang sekitar 5 orang per 100.000 populasi.
"Sarkoma merupakan bentuk kanker langka yang menyerang tulang, jaringan ikat tubuh, dan area seperti pembuluh darah, otot, saraf, dan lemak. Ini adalah penyakit yang kompleks dan beragam, dengan banyak subtipe yang berbeda," ujar Dr. Richard melalui keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (23/3/2024).
Ia juga menjelaskan umumnya ada 4 jenis sarkoma yang menyerang sel otot yakni leiomyosarcoma, menyerang tulang osteosarkoma, menyerang sel lemak alias liposarkoma, dan menyerang rahim disebut sarkoma uterus.
Baca Juga: Lama Menghilang, Kate Middleton Didiagnosa Menderita Kanker
4 bagian tubuh ini jadi sasaran sarkoma karena kanker tersebut muncul di jaringan lunak tubuh seperti seperti sel otot dan lemak, lalu pembuluh darah dan jaringan ikat fibrosa.
"Sel-sel tersebut semuanya bisa berubah menjadi kanker," jelas Dr. Richard.
Berikut ini 5 fakta menarik kanker sarkoma seperti sarkoma rahim yang diidap Alice Norin, dan jarang diketahui publik menurut Dr. Richard:
1. Hanya 1 persen menyerang orang dewasa
Menurut Dr. Richard Quek sarkoma merupakan salah satu bentuk kanker yang paling langka karena sarkoma hanya menyumpang 1 persen dari kasus kanker pada orang dewasa dan sekitar 15 persen dari diagnosis kanker pada anak-anak di Amerika Serikat.
Baca Juga: Obituari: Sayonara, Kenjiro Shinozuka Pereli Paris-Dakar Kenamaan
Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 12.000 kasus sarkoma jaringan lunak dan 3.000 kasus sarkoma tulang yang didiagnosis setiap tahunnya.
"Sehingga untuk penyakit sarkoma yang terjadi pada rahim itu sangat langka. Biasanya yang perempuan rasakan adalah adanya pendarahan pasca-menopause atau pendarahan rahim yang tidak normal," paparnya.
Adapun gejala yang dirasakan seperti perut terasa penuh, adanya gangguan berkemih atau berkencing, karena adanya penekanan dari sarcoma ke kantong saluran kencing, tetapi juga bisa tidak ada gejala dan hanya ditemukan secara tidak sengaja.
2. Ada 70 subtipe sel sarkoma
Sarkoma merupakan penyakit yang beragam dan heterogen yang memiliki beberapa etiologi atau akar penyebab. Setidaknya terdapat sekitar 70 penyakit dengan subtipe yang masing-masing memiliki presentasi klinis yang berbeda, susunan genetik, dan lokasi perkembangan dan strategi pengobatan tumor yang berbeda.
“Ke-70 jenis sarkoma yang menyerang jaringan rusak ataupun tulang, dan masing-masingnya itu memiliki tipe yang berbeda-beda. Setiap 70 jenis sarkoma ini memiliki terapi atau pengobatan yang berbeda-beda, sehingga sarkoma bukanlah satu diagnosis sama, tetapi penyakit itu memiliki jenis yang berbeda-beda,” kata Dr Richard.
3. Mayoritas tidak diketahui penyebabnya
Sebagian besar subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini yang perlu diketahui.
Diantaranya yaitu paparan bahan kimia, paparan virus, paparan radiasi, kelainan genetik, hingga pembengkakan jangka panjang seperti pada sistem limfatik.
4. Gejala dan tanda penyakit beragam
Lantaran jumlah subtipenya banyak, maka gejala dan tanda seseorang mengidap sarkoma sangat bervariasi, bahkan sesuai dengan tempat kejadiannya.
Seperti sarkoma jaringan lunak di otot dan lemak gejalanya seperti benjolan yang tidak sakit, nyeri perut terus menerus, tinja berwarna hitam, ada darah tinja dan muntah, lesi kulit, hingga pembengkakan terus menerus.
Lalu sarkoma pada tulang biasanya nyeri tulang khususnya di malam hari, pembengkakan tulang, patah tulang, benjolan disertai nyeri, aktivitas terbatas, dan sensasi mati rasa.
5. Sulit diobati karena kompleks
Umumnya pengobatan sarkoma akan mempertimbangkan subtipe sarkoma tertentu, karakteristik tumor (yaitu lokasi, tingkat dan ukuran), dan usia pasien serta kesehatan secara umum.
Menurutnya, setiap subtipe yang berbeda mempunyai karakteristik uniknya sendiri, respons pengobatan, dan hasil klinisnya.
Karena itulah, rencana perawatan yang dipersonalisasi dan disesuaikan untuk setiap pasien individu dan penyakit dapat menawarkan hasil yang lebih baik secara keseluruhan untuk pasien.
"Sarkoma adalah penyakit yang tidak umum terjadi dan yang terpenting adalah mendapatkan diagnosis yang benar itu adalah kuncinya. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan molekuler untuk mengetahui karakteristik dan juga subtitle dari pasien, supaya kita bisa memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan sifat molekul tersebut,” pungkas Dr. Richard.