Orangtua Punya Asma Tak Ingin Turunkan Alergi ke Anak, Bisa Gak Sih? Ini Kata Ahli Imunologi

Selasa, 19 Maret 2024 | 17:57 WIB
Orangtua Punya Asma Tak Ingin Turunkan Alergi ke Anak, Bisa Gak Sih? Ini Kata Ahli Imunologi
Ilustrasi anak bersin, anak alergi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, Prof. Dr. dr. Anang Endaryanto, SpA(K), MARS mengatakan orangtua dengan riwayat alergi dipastikan akan menurunkan kondisi tersebut kepada anaknya. Lantas, gimana cara mencegahnya?

Menurut Prof. Anang, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahkan anak memiliki riwayat alergi seperti asma, laktosa intoleran, kulit hingga alergi makanan yang diidap dan diturunkan kedua orangtuanya.

"Memang kalau orang tuanya seperti ibunya alergi atau tidak ayahnya alergi, maka caranya nggak bisa (dicegah) karena genetik," ujar Prof. Anang saat konferensi pers virtual Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (19/3/2024).

Ilustrasi alergi (Pexels.com/Pavel Danilyuk)
Ilustrasi alergi (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meski keturunannya tidak bisa dicegah, tapi untuk mencegah reaksi alergi timbul yaitu dengan fokus memperkuat sistem imunitas tubuh anak sejak dilahirkan. Cara ini bisa menurunkan reaksi berlebihan tubuh saat bertemu alergi.

Baca Juga: 4 Bahaya Rokok Herbal Seperti Bisnis Ustad Solmed, Bikin Alergi Hingga Karsinogenik

"Tapi tindakan manifestasinya ada menurunkan peluang pertemuan antara alergen atau paparan yang memicu bisa dilindungi," jelas dokter yang juga Ketua Minat Alergi Imunologi Anak Prodi Sub Spesialis Ilmu Kesehatan Anak FK Unair itu.

Langkah pertama untuk mengantisipasi paparan alergen pada anak, yaitu memastikan anak dilahirkan secara vaginal atau proses melahirkan normal lewat lubang vagina.

"Contohnya lahir vaginal saja, sejak awal sudah mendapat pelindung alamiah," terang Prof. Anang.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang menemukan metode kelahiran bayi berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Khususnya jika anak dilahirkan dengan cara normal atau vaginal, maka bayi akan dikelilingi oleh bakteri yang berasal dari ibu dan lingkungannya.

Inilah sebabnya bayi yang lahir secara pervaginam akan memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang lahir melalui operasi caesar.

Baca Juga: Eka Hospital Luncurkan ALIVE, Klinik Layanan Alergi, Imunologi, Autoimun dan Vaksin

Langkah kedua, yaitu pastikan anak mendapatkan asupan Air Susu Ibu (ASI) dengan maksimal minimal 6 bulan pertama setelah dilahirkan, dan bukan diberikan susu formula (sufor).

"Lalu jangan sufor tapi ASI saja sampai eksklusif, jadi saat ada paparan alergen pada anak, ia tidak mengalami reaksi alergi," jelas Prof. Anang.

Seperti diketahui, ASI mengandung antibodi alami yang membantu melawan infeksi dan menjaga bayi dari berbagai virus dan bakteri yang dapat merugikan kesehatannya.

Langkah terakhir, yakni jangan langsung memberi pantangan makan. Ini karena dokter yang juga Dokdiknis Ahli Utama RSUD Dr.Soetomo itu mengingatkan jika belum pasti anak mengalami alergi benda atau makanan tertentu jangan langsung larang anak mengkonsumsinya.

"Kalau belum terbukti alergi jangan lakukan pantangan-pantangan, karena kita nggak boleh hanya karena bakat alergi anak nggak boleh makan telur. (Telur) boleh diberikan, apalagi tinggi protein hewani baik untuk anak, tapi dengan cara memperhatikan reaksi alergi yang membahayakan anak," pungkas Prof. Anang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI