Risiko Patah Tulang Mengintai Perempuan Gemuk: Simak Penjelasan Dokter Ortopedi!

Kamis, 29 Februari 2024 | 16:21 WIB
Risiko Patah Tulang Mengintai Perempuan Gemuk: Simak Penjelasan Dokter Ortopedi!
Ilustrasi patah tulang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter spesialis ortopedi ingatkan nyeri lutut dan bahu lebih berisiko dialami perempuan dibanding lelaki. Kondisi ini disebabkan faktor hormon pada perempuan, sehingga bisa menyebabkan patah tulang.

Menurut dokter spesialis Orthopedi Traumatologi Klinik Utama Dr. Indrajana, dr. Liauw Roger Leo, Sp.OT, perubahan hormonal seiring bertambahnya usia membuat perempuan lebih besar kemungkinan mengalami nyeri sendi, apalagi jika berat badannya berlebih sehingga membebani tulang.

“Faktor lain yang dapat memengaruhi kerusakan pada sendi lutut dan bahu adalah berat badan. Jika beban yang ditopang semakin berat, maka semakin mudah pula sendi rusak," ujar dr. Liauw di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).

Ia menambahkan, salah satu jenis cedera yang paling sering terjadi pada lutut adalah robek pada meniskus. Umumnya kondisi ini terjadi saat memutar lutut secara berlebihan karena bergerak, tapi bisa juga disebabkan fungsi lutut pada lansia jenis kelamin perempuan yang sudah menurun.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu! Ayah Ashraf Sinclair Sempat Patah Tulang Sebelum Hadir ke Pernikahan BCL dan Tiko Aryawardhana

"Beberapa gejala yang menyertai kondisi ini di antaranya rasa nyeri, bengkak, dan kaku pada lutut," papar dr. Liauw.

Berbeda dari cedera lutut, khusus cedera bahu pada perempuan umumnya disebabkan karena aktivitas olahraga atau kegiatan mengangkat beban yang berlebihan. Bahkan, bisa juga disebabkan karena kecelakaan.

"Untuk bagian bahu, gangguannya kerap kali disebabkan oleh kecelakaan dan penggunaan bahu yang berlebihan. Usia juga dapat menjadi faktor dari gangguan yang terjadi,” jelasnya.

Tidak hanya itu, orang yang berprofesi sebagai atlet juga berisiko alami gangguan sendi lutut dan bahu. Terlebih mereka dengan bidang olahraga intensitas tinggi yang bergerak aktif seperti lari cepat, basket dan sepakbola.

"Atlet menjadi kelompok pekerjaan yang paling rentan mengalami kerusakan pada lutut dan bahu. Selain itu, orang-orang yang bekerja di bidang militer seperti tentara dan polisi juga turut menjadi kelompok rentan," tambah dr. Liauw.

Baca Juga: Sempat Mengalami Patah Tulang, Seperti Ini Kondisi Tangan Irwansyah yang Sekarang

Adapun nyeri sendi lutut dan bahu ini jika sudah sangat mengganggu, bisa mengandalkan tindakan artroskopi, yaitu prosedur bedah dengan minimal invasif pada sendi menggunakan kamera berukuran sangat kecil yang dimasukkan melalui rongga tubuh.

Melalui prosedur artroskopi, seseorang pasien bisa mengetahui kondisi lutut, bahu, maupun persendian lain. Artroskopi memiliki risiko rendah, penyembuhannya lebih cepat dan sayatan kecil, sehingga pasien tidak perlu merasa takut untuk memeriksakan permasalahan sendi yang mereka alami.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI