Heboh Ulat Bulu Kucing di Amerika Sebabkan 16 Anak Tewas, Kemenkes Buka-bukaan Soal Faktanya

Rabu, 28 Februari 2024 | 10:46 WIB
Heboh Ulat Bulu Kucing di Amerika Sebabkan 16 Anak Tewas, Kemenkes Buka-bukaan Soal Faktanya
Ilustrasi Ulat Bulu (unsplash/mihaly koless)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bantah ulat berbulu atau ulat kucing bisa menyebabkan kematian merupakan kabar hoax alias berita bohong. Penegasan ini disampaikan karena ramai di media sosial ulat berbulu bisa menyebabkan kematian dalam waktu empat jam.

Juru Bicara Kemenkes, dr. M Syahril menyebutkan ulat berbulu yang kerap disebut ulat asp keberadaannya masih belum jelas di Indonesia, termasuk merebaknya ancaman si masyarakat terkait keberadaan hewan serangga ini belum diketahui asal usulnya.

Namun dr. Syahril memastikan keberadaan ulat kucing ini nyata karena mayoritas banyak ditemukan di Amerika Serikat. Ulat ini dapat tumbuh dengan panjang sekitar 1 inci dan ditutupi oleh bulu berwarna abu abu dan oranye. 

Ilustrasi ulat bulu (Freepik.com)
Ilustrasi ulat bulu (Freepik.com)

Ulat ini memiliki kelenjar racun yang terletak di dasar tubuh dan tersembunyi di antara bulunya yang lebat. Sengatan ulat ini dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap orang. Sengatan ulat ini hanya berbahaya bagi orang yang menderita reaksi ekstrem terhadap gigitan serangga.

Baca Juga: Canggih! Kemenkes Buat Puskesmas Bisa Deteksi Dini Kanker: Apa Syaratnya?

“Faktanya memang beracun, tapi tidak ada fakta yang menyebutkan kalau ulat ini bisa membunuh manusia. Hoaks itu,” ujar dr. Syahril melalui keterangan yang diterima suara.com, Rabu (28/2/2024).

Ia menambahkan, seseorang terkena sengatan ulat berbulu ini, hal pertama kali harus dilakukan adalah mencuci area tubuh yang terkena sengatan dengan sabun dan air untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu disarankan juga menggunakan krim anti-gatal jika sengatan mulai terasa gatal.

“Segera ke dokter sekiranya ada alergi terhadap gigitan serangga atau jika dirasa gejala terasa lebih parah," lanjut dr. Syahril.

Sebelumnya melansir lamanya turnbackhoax.id, heboh postingan video yang beredar di Facebook dan menyertakan keterangan mengenai ulat yang berasal dari Amerika telah membunuh 16 anak. Konten video tersebut dibarengi dengan narasumber sebagai berikut: 

” Himbauan kalo melihat hewan ini tolong hindari apa lg anak-anak. ini ulat dari America (ulat bulu kucing) nampaknya ulat ini sudah membunuh anak 16 jiwa. awal dikira anak burung jatuh setelah dipegang anak itu kejang-kejang dan tak lama meninggal racunnya melebihi bisa ular. info dapat dari group," tulis postingan yang sudah tayang lebih dari 900 kali.

Baca Juga: Sudah Ada 27 Kasus Kematian Petugas KPPS Pada Pemilu 2024, Kemenkes: Ini Menurun Jauh

Sedangkan terkait 16 anak meninggal karena ulat kucing itu tidak benar adanya, karena tidak ada data yang mendukung. Hanya saja memang ditemukan berita dengan judul 'Seorang Anak di Texas Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Tersengat Ulat Paling Beracun di Amerika'.

Namun dalam berita ini juga dikatakan bahwa anak tersebut tidak sampai kehilangan nyawa akibat sengatan ulat ini. Dengan demikian, postingan yang menyatakan bahwa ulat yang berasal dari Amerika telah membunuh 16 anak tidaklah benar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI