Suara.com - Telemedisin adalah praktik pelayanan kesehatan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi komunikasi, seperti telepon atau video konferensi, untuk menyediakan konsultasi medis, diagnosis, dan pengobatan tanpa memerlukan kehadiran fisik pasien dan dokter di tempat yang sama.
Dengan menggunakan teknologi digital, telemedisin memungkinkan pasien untuk mendapatkan layanan kesehatan secara efisien, cepat, dan nyaman dari jarak jauh. Ini mencakup berbagai layanan, termasuk telekonsultasi, pemantauan jarak jauh, serta pengiriman resep dan hasil uji laboratorium melalui platform online, mendukung akses layanan kesehatan yang lebih luas dan praktis.
Salah satu manfaat terbesar penggunaan telemedisin adalah penanganan dan pengobatan HIV-AIDS di Jakarta. Hal ini dibuktikan lewat suksesnya layanan pengantaran obat Anti-Retroviral (ARV) yang dikenal sebagai Jak-Anter. Awalnya, layanan ini dicanangkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI untuk memastikan kelangsungan pengobatan ARV bagi Orang dengan HIV (ODHIV) selama pandemi COVID-19. Kini berkat proyek LINKAGES EpiC dengan dukungan dari USAID, Jak-Anter telah bertransformasi menjadi platform digital yang dapat diakses melalui aplikasi Grab Health.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesehatan Daerah, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Verry Adrian, M.Epid. membeberkan manfaat kerja sama instansi pemerintah dan sektor swasta ini di konferensi dunia Fast Track Cities 2023 di Amsterdam, Belanda.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Dorama Jepang Bertema Medis, Seru dan Menarik!
"Dalam Fast Track Cities 2023 di Amsterdam, saya memaparkan layanan Jak-Anter sebagai upaya Jakarta dalam mengendalikan HIV melalui kolaborasi dengan sektor swasta untuk mendukung pengobatan HIV berbasis rumah. Dengan layanan Jak-Anter, diharapkan tidak seorangpun klien HIV-AIDS di DKI Jakarta yang tertinggal dalam memperoleh layanan kesehatan," tuturnya dalam keterangan yang diterima Suara.com.
Dalam waktu singkat, Jak-Anter berhasil memperluas jangkauannya dari 11 puskesmas dan 1 klinik swasta pada fase uji coba awal menjadi lebih dari 40 layanan puskesmas di DKI Jakarta. Bahkan, layanan ini tengah dalam proses perluasan ke berbagai rumah sakit yang melayani ODHIV, memberikan kemudahan akses layanan kesehatan bagi klien ODHIV tanpa harus keluar rumah.
“Perluasan layanan Jak-Anter ke sebagian besar puskesmas di DKI Jakarta memberikan kemudahan bagi klien ODHIV untuk mengakses layanan kesehatan yang cepat dan efisien tanpa harus keluar rumah,” ujar Enilda Martin, Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia.
Dalam mengomentari pencapaian ini, dr. Ega Bonar Bastari, VP of Medical Operations PT Good Doctor Technology, menyatakan telemedisin dapat mengatasi hambatan dalam pengelolaan HIV-AIDS. Teknologi kesehatan yang dimilikinya memungkinkan semua klien HIV-AIDS di DKI Jakarta mendapatkan layanan dengan cepat, aman, dan nyaman.
"Sebagai telemedisin pertama yang bekerja sama dengan EpiC Indonesia dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan berbasis teknologi digital, kami terus membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil sehingga seluruh klien HIV-AIDS maupun penyakit-penyakit kronis lain di Indonesia dapat terlayani dengan baik seperti para klien di DKI Jakarta. Dengan demikian, target untuk mengakhiri AIDS pada 2030 dapat tercapai," tutupnya.
Baca Juga: Soal Penggunaan Ganja Medis, Anies: Kita Patuhi Pengadilan