Suara.com - Indonesia butuh sebanyak 78.400 dokter spesialis untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang jumlahnya mencapai 280 juta jiwa.
Hal itu dinyatakan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Mohammad Adib Khumaidi. Menurutnya, angka tersebut didapat dengan merujuk kepada target rasio antara dokter spesialis dan jumlah penduduk yakni 0,28 per 1000 penduduk.
"Jika kita memakai target tadi yang kita jadikan rujukan 0,28 per 1000 penduduk maka kita membutuhkan total 78.400 dokter spesialis untuk 280 juta penduduk Indonesia," kata Adib, Kamis (22/2/2024).
Berdasarkan data IDI pada Desember 2023, Indonesia memiliki 47.454 dokter spesialis dengan rasio 0,17 per 1000 penduduk, sehingga masih terdapat kekurangan sebanyak 30.946 dokter spesialis.
Baca Juga: Lagi Proses Cerai, Ria Ricis Tetap Izin ke Teuku Ryan sebelum Liburan ke Jepang
Adib menyebutkan beberapa wilayah dengan jumlah dokter spesialis terbanyak di antaranya DKI Jakarta (8.787 dokter), Jawa Barat (6.293 dokter), Jawa Timur (6.234 dokter), dan Jawa Tengah (4.574 dokter).
Kendati demikian, kata Adib, jika melihat dari rasio dokter dan jumlah penduduk, wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur dinilai masih kekurangan dokter spesialis.
"Kalau kita lihat proporsi ada di daerah tadi Jakarta, Jara Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Banten, Sulsel, dan Sumut punya jumlah proporsi besar. Tapi saat kita bicara rasio dengan jumlah penduduk maka di Jawa Barat dan Jawa Timur bisa dikatakan kekurangan dokter spesialis," ujarnya.
Menurut Adib, jumlah dan rasio dokter dengan penduduk di beberapa wilayah terutama DKI Jakarta disebabkan wilayah tersebut memiliki sarana dan prasarana yang mencukupi dan mudah diakses.
"Kemudian juga dari sisi pendidikan anak, sarana prasarana, pertumbuhan investasi kesehatan dalam hal fasilitas kesehatan masih tinggi di Jakarta," jelasnya.
Baca Juga: Koalisi Perubahan Pilih Gulirkan Hak Angket Bareng PDIP, PKS: daripada ke MK Ada Pamannya
Selain itu, pembangunan rumah sakit-rumah sakit baru dinilai juga sebagai faktor tingginya jumlah dokter spesialis di Jakarta.
Dia menyebutkan faktor ini juga berlaku di wilayah-wilayah lainnya sehingga pembangunan fasilitas kesehatan akan mendorong meningkatnya sumber daya manusia di bidang kesehatan.
"Jika nilai ekonomi tinggi dan banyak pendirian RS, di situ akan menarik para SDM kesehatan berada dalam satu wilayah," demikian kata Adib. (Antara)