IBD merupakan penyakit autoimun yang mengenai sistem pencernaan dan menyebabkan kerusakan atau inflamasi pada usus. IBD terdiri dari penyakit Crohn dan ulcerative colitis.
Gejala umum yang sering terjadi yaitu nyeri perut, diare, seringkali disertai darah, perdarahan pada anus, kelelahan, penurunan berat badan, demam dan anemia

Dokter yang juga Konsultan Alergi Imunologi Eka Hospital Cibubur itu mengakui autoimun sulit untuk disembuhkan, namun dengan pengobatan yang tepat dan modifikasi gaya hidup yang sehat dan sesuai dengan kondisinya, proses peradangan dapat diatasi dan diharapkan dapat segera tercapai remisi.
"Pengobatan yang diberikan tergantung dari jenis penyakit, gejala, tingkat keparahan, dan komplikasi yang ada. Pengobatannya dapat berupa pemberian obat untuk mengendalikan sistem imun, obat untuk mengurangi peradangan, obat untuk mengurangi gejala, suplemen, atau tindakan operasi," kata dr. Yovita.
Misalnya untuk penyakit Celiac, dokter akan menyarankan pasien menghindari makanan yang mengandung gluten, seperti makanan yang terbuat dari gandum, barley dan rhye. Bukan cuma makanan, suplemen yang mengandung gluten pun perlu dihindari. Selain itu, sebaiknya bertanya pada apoteker apakah suplemen atau vitamin tersebut mengandung gluten atau tidak.
Lain lagi halnya untuk penyakit autoimun IBD seperti Crohn’s Disease. Modifikasi pola makan dengan menghindari makanan yang tinggi serat, gula, dan makanan berlemak.
Di sisi lain pemberian obat-obatan oleh dokter dengan tujuan untuk meredakan peradangan, antibiotik, obat diare dan obat untuk meredakan gejala lainnya, pengganti cairan tubuh. Tapi pada kondisi tertentu, pasien tetap memerlukan tindakan operasi.
"Prosedur operasi ini dilakukan untuk mengangkat saluran pencernaan yang sering mengalami peradangan. Meski tidak menyembuhkan, prosedur ini dapat mengurangi kambuhnya nyeri perut akibat IBD," pungkas dr. Yovita.
Baca Juga: Cita-Citata Akui Terkena Autoimun Setelah Suntik Putih: Bahaya Banget