Beban Kanker di Indonesia Masih Tinggi, Ini Pentingnya Fasilitas Radioterapi Untuk Penderita

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 08 Februari 2024 | 19:52 WIB
Beban Kanker di Indonesia Masih Tinggi, Ini Pentingnya Fasilitas Radioterapi Untuk Penderita
Ilustrasi Fasilitas Radioterapi Untuk Pasien Kanker (Dok. RS Pelni)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beban kanker di Indonesia masih tinggi, dilihat dari jumlah kasus dan kematiannya yang terus bertambah di Indonesia. Jenis kanker yang paling banyak ditemui adalah kanker payudara, kanker serviks dan rahim, kanker usus, dan kanker darah.

Sebagai rumah sakit yang menerima pasien BPJS, data tahun 2022 RS Pelni menunjukkan, ada 2.120 pasien kanker yang berobat. Sebanyak 608 pasien terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit rujukan karena membutuhkan terapi yang lebih lanjut, dan 9,7% pasien dirujuk karena membutuhkan radioterapi.

Sebab, sekitar 60% pasien kanker sangat membutuhkan terapi radiasi atau radioterapi. Mengingat kebutuhan yang tinggi, RS Pelni pun akhirnya membuka layanan radioterapi yang terdiri dari radioterapi eksterna, brakiterapi 3D dan CT Simulasi.

Kehadiran pelayanan radioterapi di RS Pelni, menurut Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad(K), selaras dengan tema Hari Kanker Sedunia tahun ini yaitu ”Close The Care Gap” dimana tema ini bertujuan dapat menutup kesenjangan perawatan kesehatan dan memastikan penderita memiliki akses yang sama dalam pencegahan dan perawatan kanker yang diperlukan.

Baca Juga: Apa Itu Skincare Molekuler? Perawatan Wajah Sederhana yang Bisa Membuat Kulit Lebih Sehat

Tentu hal tersebut diharapkan dapat menekan dan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker. 

"Hal inilah yang mengharuskan kita memperhatikan akses pelayanan medis untuk penderita kanker yang juga harus berkembang dengan baik sehingga kita dapat mengurangi gap pelayanan kesehatan untuk penderita kanker,” ujar Prof. Tati.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. dr. Hariyono Winarto, Sp.OG(K) memaparkan tentang program imuniasasi HPV untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar. 

"Program nasional vaksinasi HPV asalah salah satu program Kemenkes untuk menutup gap pelayanan kesehatan khususnya di bidang onkologi,” jelasnya.

Vaksin HPV adalah vaksin untuk mencegah kanker serviks, di mana kasusnya masih tinggi di Indonesia. Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2% dari seluruh kanker pada wanita. 

Baca Juga: Raja Charles III Mengidap Kanker, Bagaimana Kondisinya?

Jumlah ini memiliki angka mortalitas yang tinggi sebanyak 21.003 kematian atau 19,1% dari seluruh kematian akibat kanker. Apabila dibandingkan angka kejadian kanker serviks di Indonesia pada tahun 2008, terjadi peningkatan dua kali lipat. 

Salah satu terapi kanker serviks adalah radioterapi, terutama brakiterapi yang saat ini hanya beberapa RS saja di Indonesia yang menyediakannya. Saat ini brakiterapi atau radioterapi internal sudah bisa dilakukan di RS Pelni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI