Minum Air Putih Ternyata Bisa Picu Anak Stunting, Ini Penjelasan Dokter

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 01 Februari 2024 | 23:43 WIB
Minum Air Putih Ternyata Bisa Picu Anak Stunting, Ini Penjelasan Dokter
Ilustrasi air putih (Unsplash/engin akyurt)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemberian air putih berlebihan dapat menjadi faktor anak terkena stunting karena kurang kalori. Hal itu ditegaskan dokter spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah, dr. Radhian Amandito, Sp.A.

"Ini juga yang jadi masalah jadi kapasitas lambung udah biasa sama air putih jadi rasa mau minum susu nggak ada atau makan nggak ada, dampak berkepanjangan kalau dia terlalu banyak air putih, kurang kalori jadinya bisa jadi stunting," kata Radhian dalam bincang-bincang kesehatan bersama Greenfields dengan tema "Cermat Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak”, Kamis (1/2/2024).

Menurut Radhian, anak yang terlalu banyak mengonsumsi air putih akan menjadikan anak lebih kenyang sehingga tidak mau makan atau minum susu.

Padahal, dalam 1.000 hari pertama kehidupan mulai dari anak dalam kandungan hingga dua tahun sangat membutuhkan protein baik dari makanan maupun susu.

Ia mengatakan, masalah tersebut sayangnya masih sering terjadi di kota besar. Hal itu karena ibu yang terlalu banyak menerima informasi dari sumber yang tidak valid sehingga terjadi kebingungan akan arahan yang seharusnya.

Meskipun informasi banyak beredar di internet maupun sosial media dari dokter maupun pemengaruh nyatanya tidak semua bisa diikuti. Yang terjadi seringkali terlalu dini dalam memberikan MPASI, salah persepsi dalam pemberian buah dan sayur pada anak di bawah satu tahun, dan kurangnya protein hewani seperti susu, keju, atau daging yang menyebabkan anak kurus.

Baca Juga: Anies Baswedan Diberi Uang oleh Emak-emak: Buat Beli Vitamin Biar Kuat Kampanye!

Anak yang terlihat aktif pun, kata Radhian belum tentu terhindar dari stunting karena kebutuhan kalori dalam tubuhnya yang tidak adekuat dengan kebutuhan energi untuk anak beraktivitas.

Maka itu, dokter lulusan Universitas Indonesia ini menyarankan untuk orang tua mengikuti satu sumber saja dari yang terpercaya misalnya Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak Indonesia.

"Kasus lain MPASI banyak buah dan banyak sayur, yang terjadi kayak keju, santan, daging nggak dikasih yang ada kurus-kurus saja, itu salah satunya problemnya banyak informasi jadi bingung yang mana, paling gampang dari satu lembaga, agak susah kalau bergantung pada satu dokter, influencer pasti ada salah-salah," katanya.

Radhian menyarankan pentingnya meningkatkan kesadaran akan stunting di 1000 hari kehidupan juga harus dipahami tidak hanya orang tua namun orang yang ikut mengasuh anak seperti kakek dan nenek.

Informasi yang tepat terkait pemberian makan dengan kalori yang tercukupi dan informasi tumbuh kembang anak dari sumber yang tepat dapat mencegah anak dari risiko stunting. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI