Suara.com - Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang memakan banyak korban jiwa. Hal ini karena para penderita kanker baru mengetahui penyakitnya itu saat kondisinya sudah pada stadium akhir.
Padahal Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dengan teknologi yang berkembang saat ini, jika kanker sudah terdeteksi saat stadium awal, peluang kesembuhannya jauh lebih tinggi. Namun, yang jadi permasalahan di Indonesia, para pasien terlambat melakukan pemeriksaan sehingga saat diperiksa stadiumnya sudah tinggi.
“Kanker itu harus bisa deteksi dini sesegera mungkin karena dengan teknologi yang ada sekarang saat stadium satu itu berkemungkinan untuk sembuh. Tapi biasanya di Indonesia itu diagnosanya terlambat sehingga sudah tinggi stadiumnya,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam cara Groundbreaking Fasilitas Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka bersama Kalbe, Kamis (1/2/2024).
Terkait pengobatan kanker sendiri, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, adanya pemeriksaan Positron Emission Tomography and Computed Tomography Scanning (PET/CT-Scan) menjadi andalan untuk penanganan untuk mendeteksi kanker.
Baca Juga: Ingin Lakukan Pengobatan Alternatif untuk Kanker? Dokter Ginekologi Ingatkan Hal Ini
PET/CT-Scan ini merupakan alat yang menggunakan bahan baku radiofarmaka yang diproduksi dari siklotron. Nantinya, alat ini akan membantu deteksi dini kanker pada seseorang, penyebarannya, serta penanganan yang tepat untuk pasien.
“Sekarang itu bisa dideteksi penyebarannya kemana, pengobatannya apa dan jauh lebih presisi. Nah Itu sebabnya butuh alat yang disebut nama PET’CT-Scan,” ungkap Budi Gunadi Sadikin.
Namun, hal ini juga masih mengalami kendala karena di Indonesia baru ada 3 yang memiliki siklotron untuk menghasilkan radiofarmaka. 3 Lokasi yang memiliki siklotron ini di antaranya RS Kanker Dharmais, Kalbe, dan Rumah Sakit Gading Pluit (GICC).
Sementara itu, Kemenkes merencanakan 2-3 tahun ke depan sudah ada 21 titik rumah sakit yang menyediakan layanan PET/CT-Scan di seluruh Indonesia. Pasalnya, adanya hal ini akan sangat membantu mengatasi masalah kanker di Indonesia.
“Ini yang sebenarnya harus diproduksi lebih banyak. Kalau deteksi dirinya ketahuan stadium 1, dengan teknologi sekarang itu 90 bisa survive. Tapi kalau udah stadium 3 atau 4 itu 90 persen fatal atau meninggal. Kalaupun dia stadium satu biaya perawatannya juga akan jauh lebih murah dibandingkan stadium 3. Oleh sebab itu deteksi ini sangat penting sekali salah satunya yaitu dengan menggunakan PET/CT-Scan,” jelasnya.
Baca Juga: Profesional, Vidi Aldiano Tampil Jadi Juri X Factor Indonesia Sambil Menahan Rasa Sakit
Di sisi lain, PT Kalbe Farma Tbk melalui anak usaha PT Global Onkolab Farma (GOF), juga menyediakan siklotron untuk memproduksi radiofarmaka yang bisa digunakan untuk PET/CT-Scan.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius mengatakan, adanya siklotron ini menjadi kontribusi pihaknya untuk membangun sistem kesehatan kanker yang jauh lebih baik, termasuk deteksi dini.
“Kita siapkan fasilitas siklotron itu supaya kita siap dalam tempo setahun ini dan bisa dimanfaatkan untuk penanganan kanker sampai kepada deteksi dini. Jadi siap membangun sistem edukasi supaya deteksi dini bisa dilakukan secepat mungkin dan kita bisa lebih sehat kedepannya,” jelas Vidjongtius.
Bukan hanya kanker, radiofarmaka yang dihasilkan siklotron ini juga diharapkan dapat digunakan pada penyakit lainnya selain kanker, di antaranya jantung, neurologi, alzheimer, gangguan psikiatri atau mental, serta di bidang-bidang lain di dunia kedokteran.