Penanganan Terkini Stroke, Vaskular dan Urologi

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 27 Januari 2024 | 00:01 WIB
Penanganan Terkini Stroke, Vaskular dan Urologi
Ilustrasi tim medis sedang melakukan tindakan operasi terhadap pasien. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stroke adalah suatu gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak, disebabkan semata–mata oleh gangguan pembuluh darah di otak, dan dapat mengakibatkan kematian.

Umumnya stroke ditandai dengan timbulnya gangguan saraf sebagian atau menyeluruh, yang berlangsung selama 24 jam atau lebih.

Di Indonesia, stroke menjadi penyebab sekitar 15,4% kematian pada usia di atas 45 tahun. Sebanyak 2,5% dari pasien stroke meninggal dunia, dan sisanya akan mengalami kecacatan yang beratnya bervariasi.

Menyadari bahwa stroke harus ditangani secara tepat dan menyeluruh, Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) menghadirkan Stroke Center yang dibentuk untuk memberikan penanganan secara terpadu mulai dari tahap pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif).

Baca Juga: Stroke Harus Ditangani Secepat Mungkin, Kenali Gejalanya Untuk Penanganan Tepat

Dokter Meidianie Camellia, Sp.S menjelaskan bahwa dalam penanganan stroke, terdapat istilah golden period atau waktu emas yaitu penanganan awal yang dilakukan selama kurang dari 4,5 jam.

Pada fase ini dokter akan melakukan pemeriksaan klinis yang disertai dengan pencitraan otak berupa MRI atau CT Scan kepala.

"Jika hasilnya adalah stroke yang disebabkan oleh sumbatan, maka akan disiapkan Terapi Trombolitik yang dimaksudkan untuk membuka sumbatan yang terjadi agar aliran darah ke otak lancar kembali," terangnya pada Talk Show bertajuk Recent Update of Vascular, Stroke, and Urology, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Terapi ini diberikan melalui infus intravena selama 1 jam dimana pasien akan dimonitor secara berkala selama terapi dijalankan.

Selain Stroke Center, ada pula sharing session tentang layanan unggulan lainnya, yaitu Vascular Center yang membahas mengenai prosedur EVAR (Endovascular Aneurysm Repair).

Baca Juga: Waspada Vertigo Mendadak yang Berpotensi Gejala Stroke, Ini Saran Dokter

Prosedur EVAR merupakan suatu metode perbaikan aneurisma aorta abdominalis melalui pendekatan endovaskular.

Mengawali tahun 2024 RS Premier Bintaro (RSPB) menyelenggarakan Talk Show bertajuk "Recent Update of Vascular, Stroke, and Urology" pada Rabu (10/1/2024) di Jakarta.
Mengawali tahun 2024 RS Premier Bintaro (RSPB) menyelenggarakan Talk Show bertajuk "Recent Update of Vascular, Stroke, and Urology" pada Rabu (10/1/2024) di Jakarta.

Menurut Dr. dr. R. Suhartono, Sp.B(K)BV, prosedur EVAR melibatkan penggunaan stent graft, yang berupa perangkat tabung khusus dan ditempatkan di dalam aorta untuk memperkuat dindingnya serta mencegah aneurisma agar tidak pecah.

Pendekatan endovaskular ini biasanya lebih invasif dari pada pembedahan terbuka tradisional, sehingga pemulihan pasien seringkali lebih cepat.

"Meskipun demikian, keputusan untuk menjalani EVAR tergantung pada sejumlah faktor, termasuk ukuran dan bentuk aneurisma, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan dari pasien," katanya.

Pada kesempatan yang sama, dr. Jefri Effendi, Sp.U memberikan paparan materi mengenai tindakan minimal invasive Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS).

Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) adalah prosedur operasi di bidang urologi yang dilakukan secara minimal invasive untuk tata laksana batu ginjal dan gangguan ginjal lainnya.

Minimal invasive dimaksudkan tidak ada luka sayatan di kulit saat melakukan prosedur operasi ini, namun dilakukan dengan memasukkan alat endoscope seperti viber optic yang memiliki kamera di ujungnya sehingga dapat melihat dengan jelas dan detail kondisi pada organ saluran kencing mulai dari uretra (saluran kencing bawah) sampai dengan ginjal.

Alat ini dimasukkan melalui uretra kemudian masuk ke kandung kemih, muara ureter dan masuk ke dalam ureter hingga mencapai ke dalam ginjal. Ujungnya yang fleksibel memungkinkan alat ini untuk masuk ke dalam kalix (rongga-rongga) di dalam ginjal.

"Selanjutnya tergantung apa kebutuhannya, untuk menghancurkan batu ginjal atau penanganan masalah lainnya," jelas dr. Jefri.

Ilustrasi batu ginjal. (Shutterstock)
Ilustrasi batu ginjal. (Shutterstock)

Batu Ginjal
Saat ini karena di Indonesia kasus batu ginjal dan saluran kencing masih merupakan masalah utama di bidang urologi, maka prosedur RIRS ini banyak digunakan untuk penanganan batu ginjal.

Dengan metode RIRS, batu di ginjal dapat dihancurkan dengan menggunakan laser hingga menjadi serpihan-serpihan kecil seperti pasir, bahkan hingga menjadi debu.

Dengan menggunakan suction (alat penyedot), selanjutnya batu yang telah hancur dapat dikeluarkan atau keluar dengan sendirinya bersamaan dengan aliran kencing. RIRS juga dapat digunakan untuk melakukan biopsi atau ablasi dari tumor di ginjal.

Manfaat dan Keunggulan RIRS
Melansir laman ramsaysimedarby.co.id, RIRS bermanfaat untuk mendiagnostic kelainan pada saluran kencing mulai dari uretra, kandung kemih, ureter sampai ke ginjal dan bersamaan dengan prosedur diagnostic juga sekaligus untuk treatment kasus-kasus tertentu yang ditemukan, sehingga dapat diselesaikan dalam satu prosedur tindakan.

Kelebihan dari metode RIRS adalah prosedurnya minimal invasive, sehingga rasa sakit pasca operasi akan minimal, tanpa bekas luka operasi dan waktu perawatan dan pemulihannya lebih singkat dibanding metode operasi konvensional. Satu hari setelah operasi bahkan pasien sudah bisa pulang.

Dengan prosedur RIRS, pengobatan batu ginjal yang berukuran kecil hingga sedang sangat efektif, terutama batu-batu keras yang tidak dapat dipecahkan dengan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL).

Selain Minimal Invasive atau tidak adanya luka operasi, kelebihan RIRS lainnya adalah saat pembiusan hanya diperlukan pembiusan separuh badan (regional) dan tidak diperlukan bius umum. Namun, untuk kondisi tertentu juga memungkinkan adanya bius umum.

Namun, RIRS bukanlah untuk tindakan operasi tumor dan batu yang besar. Batu yang dapat diindikasikan dengan RIRS adalah yang berukuran kurang dari 2 cm.

Artinya, perkiraan waktu yang diperlukan kurang dari 2 jam, guna menghindari risiko terjadinya komplikasi seperti sepsis atau pengaruh panas yang berlebihan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI