Dari Minum Obat Sampai Dibawa Tidur, Mana Pengobatan Kepala Pusing yang Lebih Ampuh?

Selasa, 23 Januari 2024 | 11:44 WIB
Dari Minum Obat Sampai Dibawa Tidur, Mana Pengobatan Kepala Pusing yang Lebih Ampuh?
Ilustrasi sakit kepala (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala pusing sering kali membuat tubuh tidak nyaman dan mengganggu aktivitas. Bila sudah begitu, kerap kali berbagai obat jadi andalan untuk meredakan gejala tersebut. Pilihan lainnya, membuat diri tertidur dengan harapan pusing akan hilang setelah bangun.

Tetapi, cara apa yang sebenarnya paling ampuh untuk meredakan kepala pusing? Dokter spesialis penyakit dalam prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD., menjelaskan bahwa paling penting sebenarnya mengetahui penyebab kepala pusing tersebut.

"Masyarakat kita kalau ada yang mengeluh pusing disarankan untuk konsumsi paracetamol, ponstan, atau bahkan tidak perlu obat-obatan. Misal dengan vitamin saja, dibawa tiduran saja, nanti juga membaik. Mana yang benar? Nanti dulu, kita harus lihat sebab dari pusing ini. Setelah tahu sebabnya, baru kita bicara obat," kata prof. Zubairi melalui tulisannya di platform X, dikutip Senin (22/1/2024).

Dia menyampaikan bahwa boleh saja minum obat pereda nyeri dan pusing, seperti paracetamol atau ponstan. Akan tetapi, harus tahu batasnya juga meskipun obat tersebut beredar secara bebas. Prof. Zubairi mengingatkan agar jangan konsumsi obat-obatan itu lebih dari tiga hari tanpa adanya perbaikan gejala.

Baca Juga: Samsung Health Bawa Peningkatan Terbaru, Hadirkan Fitur Pelacakan Obat

"Kalau sudah 2-3 hari belum baik, maka tidak boleh lanjut. Harus ke dokter untuk dicari penyebabnya. Misalnya ternyata penyebabnya tekanan darah tinggi, ya enggak ada gunanya paracetamol itu. Hanya akan menghilangkan sebentar, namun tekanan darahnya terus naik, ya malah berbahaya. Bisa membuat stroke dan jantung," paparnya.

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu meminta masyarakat jangan main-main dengan jenis obat-obatan apa pun, termasuk vitamin. Suplemen vitamin yang dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu lama pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.

"Terlalu banyak vitamin juga bisa berbahaya. Khususnya vitamin yang tidak bisa larut di air seperti Vitamin D dan Vitamin E. Bisa berbahaya kalau berlebihan," pesan prof Zubairi.

Itu sebabnya, dia lebih menganjurkan untuk cukupi asupan buah dan sayur setiap hari untuk mendapatkan vitamin dan mineral secara alami. Bila seseorang cukup konsumsi buah dan sayur, maka tidak perlu lagi minum suplemen vitamin.

Baca Juga: 50 Daftar Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Mengandung Bahan Kimia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI