Kasus lumpuh layu akut pertama, dialami oleh anak perempuan berusia 6 tahun, berdomisili di Jawa Tengah, dan berinisial NH. Berdasarkan pengakuan orang tua, NH mengalami lumpuh layu akut pada 20 November 2023 dengan riwayat imunisasi polio tetes (OPV) hanya dua kali.
Kasus lumpuh layu akut kedua, dialami oleh anak laki-laki berusia 1 tahun 11 bulan, berdomisili di Jawa Timur, dan berinisial MAF. MAF mengalami lumpuh pada 22 November 2023 dengan riwayat imunisasi lengkap tapi hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia mengalami malnutrisi.
Lalu, kasus lumpuh layu akut ketiga dialami oleh anak laki-laki berusia 3 tahun 1 bulan, berdomisili di Jawa Timur, dan berinisial MAM. MAM mengalami lumpuh pada 6 Desember 2023 dengan riwayat imunisasi polio tetes 4 kali dan polio suntik (IPV) 1 kali berdasarkan pengakuan orang tua.
Imunisasi polio tambahan
Akibat penemuan 3 kasus lumpuh layu akut, Kemenkes menggelar imunisasi polio tambahan serentak dimulai Senin, 15 Januari 2024 terhadap semua anak berusia 0 hingga 7 tahun di 3 daerah yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan lokasi terjadinya KLB polio.
Pemberian imunisasi tambahan juga dilakukan di Kabupaten Sleman DIY, yakni daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, lokasi ditemukannya kasus polio. Imunisasi polio tambahan ini juga diberikan dalam dua putaran.
Imunisasi polio tambahan ini diberikan dengan 8,4 juta anak diberikan pemberian vaksin novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2). Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi mengungkap update capaian imunisasi polio tambahan putaran pertama Jateng, Jatim dan DIY per 16 Januari 2024 di antaranya sebagai berikut:
- Cakupan Jateng: 1.460.624 anak (37,4%)
- Cakupan Jatim: 2.108.537 (47,5%)
- Cakupan Sleman DIY: 44.561 (29,7%)
Kesimpulannya imunisasi polio tambahan telah mencapai cakupan total 42,6 persen di ketiga provinsi telah mencapai target cakupan hari kedua yakni sebesar 27,1 persen.
Baca Juga: Temuan 4 Kasus Polio di Indonesia, Kemenkes Laporkan Target Imunisasi